Kamis, 29 Oktober 2015

Aku Akan Percaya

Aku akan percaya cinta,
Jika dalam kepulan asap,
Aku masih tetap bisa bernafas dengan legah.
Aku akan percaya cinta,
Jika aku menginjak bara api,
Aku tidak merasakan panas.
Aku akan percaya cinta,
Jika aku berada dikepungan para singa yang lapar,
Aku masih tetap merasa aman.
Aku akan percaya cinta,
Jika aku berada digurun Sahara,
Aku tetap merasa berdua dengan-Mu.

Selasa, 20 Oktober 2015

Ini kita?

Haruskah aku berteriak, hingga pita suaraku putus?.
Atau hingga aku bisa membangunkan singa yang tidur?.
Atau membuat lari segerombol burung yang sedang bercengkrama disurga?.
Ini kita, yang senantiasa harus mengalah kepada jarak.
Ini kita, yang senantiasa harus mengalah kepada waktu.
Ini kita, yang senantiasa harus mengalah kepada orang yang hanya menginginkan bangkai busuk, dari binatang jalan yang mati?.
Ini kita, yang harus menikmati sedu sedan keindahan senja dineraka kita masing-masing.
Aku tak mengerti, apakah ini adil atau tidak. Rasanya begitu pahit, tak enak.
Aku berfikir tuhanku memberikanku lidah, juga untuk mengecap rasa manis yang dia ciptakan. Bukan cuma pahit.
Atau potong saja lidah dan hancurkan hati ini!.
Linglung, itu juga yang aku rasa. Diam seperti sedimen batu yang dihinggapi kelelawar, agar dia nyaman menikmati kenikmatannya.
Aku berharap kegilaan akan rasa ini segera bisa berakhir. Dan kita bisa mengecap rasa manis bersamaan.
Benar apa yang kau katakan, 'hanya sabar yang patut dipertebal' dan..
Inilah kita!

Jumat, 16 Oktober 2015

Tentang Impian

Tentang sepenggal kubin yang terpisah rentangan perekat.
Tentang sepasang jendela yang terpisahkan dinding.
dan Tentang sepasang hati yang dipisahkan jarak. Aku bertahan disini menanti secerca harapan yang dalam impian aku harapkan terwujud dan bukan ekspektasi belaka, menunggumu kembali.
Tentang sebuah tanya yang kau bisikkan ditelingaku 'kenapa kau ingin tetap menunggu orang sepertiku kembali?'. Tak perlu kau tanya hal bodoh yang aku artikan 'untuk apa aku bernapas?'. Aku disini akan tetap berdiri, terutama tentang sebuah makna dibalik aku tetap menunggu kedatanganmu.
Percayalah! Aku akan tetap menunggumu disini, meski dalam gelap pun aku berada, aku akan berusaha untuk tetap menuliskan surat tentang kerinduanku kepadamu. Aku akan tetap menunggumu disini, meski hanya sebagai tetesan air mata didalam haru tangisku.
Aku akan tetap disini, menunggu sebuah tatapan mata yang akan memberi sepercik api untuk kembali menyinari hati yang sudah gelap akan terselimuti awan kelabu.
Aku akan tetap disini, sampai kau datang membawa oleh - oleh pelukan hangat. Dan kita akan tersenyum dan tertawa bersama. Menggandeng jemari ditaman bunga, dan berbaring dipangkuanmu. Aku harap aku tidak bodoh tentang impianku ini.
Akan kutunggu kau disini. Kota ini, kasihku..

Kamis, 15 Oktober 2015

Cerita bisu

Aku hanya ingin berdua dengan mu. Disisa waktu yang tak kutahu kapan detik terakhir dan berakhirnya denyut nadiku. Kapan aku memelukmu, merasakan sebuah dekapan hangat yang mungkin takkan kurasakan lagi. Menatap wajah yang selalu membuatku selalu nyaman dan semangat menjalani hari, dan mungkin takkan kulihat lagi. Menghayati arti dari genggaman jemarimu yang sangat kuat, seolah tak mau kau lepaskan.
Alu hanya ingin berdua dengan mu. Mengajakmu berjalan dengan motor tua yang aku miliki. Menyusuri ruang gelap kota yang selalu kau keluhkan setiap saat. Kau berbicara ingin pulang dan tak ingin berada dikota terpencil ini. Dan saat itu aku hanya bisa tersenyum dalam tangisku.
Dengan mu aku bahagia, menyusuri kota dengan motor tua sembari bercerita tentang setiap jengkal tempat yang pernah aku jalani sebelum kau duduk manis dibelakangku, dan berpeluk ke arah pinggangku.
Meakipun pada akhirnya kau akan kembali pada mereka yang benar - benar kau rindukan, keluargamu.
Dan disini, aku akan menikmati setiap lambaian tangan yang dulu selalu merangkul ku. Sembari melihat mata tajam yang dulu kumiliki, dan tak sadar mataku sudah mulai berkaca - kaca atas semuanya. Semut hitam menjadi saksi bisu atas rintik air mata ini.
Akan kutulis lembaran demi lembaran cerita yang kita jalani, ketika kau masih disisiku, duduk manis dibelakang motor tuaku sambil mencerca kota yang membuatmu begitu kesepian.
Dan..aku disini..menunggumu

Rabu, 07 Oktober 2015

Sebuah Pengharapan

Dan ketika aku memang melambungkan dan membanggakan kata-kata -kamu- dalam sebuah balon udara yang aku naiki. Tak peduli seberapa tinggi anganku, tak peduli seberapa tinggi ragaku saat ini. Aku tak takut akan ketinggian berangan-angan. Aku juga akan siap, ketika balon udara yang aku naiki seketika meledak, dan ragaku akan kembali terhenyak dibumi.
Hanya sebuah kata -kamu- yang aku inginkan.
kamu yang selalu bersedia dan terus ada menemaniku. kamu yang terus bersedia sabar menahan rasa sakit ketika sebuah sisipan duri menancap tajam dikaki lembutmu.
Tak peduli, seberapa sakit diriku untuk tetap berusaha membahagiakan mu. Meski berbagai rasa akan aku cicipi. Manis, asam, pahit dan kecutnya sebuah kata -kamu-.
Dan -kamu- bukanlah sebuah kata dengan latar semu. Tapi -kamu- adalah sebuah kata indah yang aku ingini tetap berada disampingku, bersamaku, menemaniku dalam sebuah relung jiwa yang sekian lama sudah kedinginan.
Terlalu banyak ekspektasi yang aku punya dan ingin wujudkan bersamamu. Tapi tak apa, aku percaya pada sang pencipta jagat raya. Yang akan mengabulkan satu persatu do'a yang senantiasa aku panjatkan disini. Untuk tetap ada bersama. -kamu-

Selasa, 29 September 2015

Apa kabar, wanita manisku?

Apa kabar, wanita manisku?
Apakah engkau baik-baik saja,?
Kuberikan satu ungkapan hati terdalam untukmu, yang sangat kau sukai. 'Seorang wanita yang telah dilengkapi oleh sang pencipta dengan keindahan jiwa dan raga. Adalah sebuah kebenaran yang nyata. Yang hanya bisa kita pahami dengan cinta kasih, dan bisa kita sentuh dengan kebajikan. Dan, jika kita mencoba melukiskan yang demikian itu, ia akan menghilang laksana kabut petang.'
Wahai engkau, wanita manisku. Aku masih berharap engkau mau menungguku, hingga kudatang. Dengan kasih yang selama ini kita pendam

Senin, 28 September 2015

Cepat Pulang

Aku bukan seorang penyair yang mampu memikat ribuan orang dengan sepenggal kata. Aku juga bukan pujangga, merayu, bukanlah kepandaianku dalam memanipulasi. Juga bukan orang kaya, yang mampu membeli semua yang ada diatas ranah tanah ini.
Aku hanyalah manusia biasa. Dan takkan berdaya, jika Illahi tidak memberikan roh untukku bernaung. Aku hanyalah manusia sederhana, yang hanya mampu memberikanmu senyuman.
Manusia lemah, yang hanya punya rasa rindu yang menggebu. Saat jarak itu kembali mampu merenggut kebahagiaan dan memisahkan raga kita. Aku hanya bisa merasakan bayang tubuhmu dengan susah payah. Tak ayal, aku sering termenung karena tak kuasa menahan pilu dan sakit akan kerinduan.
Harapku mungkin selalu terdengar oleh semut, ingin hari demi hari akan cepat berlalu. Doaku selalu terpancar, semoga disana kau tetap dalam keadaan baik. Semoga kau tetap terjaga oleh selimut-Nya. Hingga nanti kau pulang kembali, dan kita bisa habiskan detik bersama.
Dalam khayalku kini, aku ingin menggenggam tanganmu tanpa lepas. Berbaring dipangkuanmu, bercerita tentang pilu yang ku rasakan. Menangis, saat tak ada yang mampu menenangkan jiwa ini dulu.
Aku berjanji, di sepersekian detik waktu yang kita punya bersama. Takkan ku buang dengan sia-sia. Aku akan menikmati ranum pipimu, manisnya senyum bibirmu, dan sayunya kedua kelopak matamu.
Biarlah sekarang kita memperbaiki diri di antara renggangan jarak.
Cepat pulang...

Rindu

Aku bukan seorang penyair yang mampu memikat ribuan orang dengan sepenggal kata. Aku juga bukan pujangga, merayu, bukanlah kepandaianku dalam memanipulasi. Juga bukan orang kaya, yang mampu membeli semua yang ada diatas ranah tanah ini.
Aku hanyalah manusia biasa. Dan takkan berdaya, jika Illahi tidak memberikan roh untukku bernaung. Aku hanyalah manusia sederhana, yang hanya mampu memberikanmu senyuman.
Manusia lemah, yang hanya punya rasa rindu yang menggebu. Saat jarak itu kembali mampu merenggut kebahagiaan dan memisahkan raga kita. Aku hanya bisa merasakan bayang tubuhmu dengan susah payah. Tak ayal, aku sering termenung karena tak kuasa menahan pilu dan sakit akan kerinduan.
Harapku mungkin selalu terdengar oleh semut, ingin hari demi hari akan cepat berlalu. Doaku selalu terpancar, semoga disana kau tetap dalam keadaan baik. Semoga kau tetap terjaga oleh selimut-Nya. Hingga nanti kau pulang kembali, dan kita bisa habiskan detik bersama.
Dalam khayalku kini, aku ingin menggenggam tanganmu tanpa lepas. Berbaring dipangkuanmu, bercerita tentang pilu yang ku rasakan. Menangis, saat tak ada yang mampu menenangkan jiwa ini dulu.
Aku berjanji, di sepersekian detik waktu yang kita punya bersama. Takkan ku buang dengan sia-sia. Aku akan menikmati ranum pipimu, manisnya senyum bibirmu, dan sayunya kedua kelopak matamu.
Biarlah sekarang kita memperbaiki diri di antara renggangan jarak.
Cepat pulang...

Sabtu, 26 September 2015

Menghargai sepersekian detik nikmat

Mari kita hargai setiap udara yang masih diberikan Tuhan kepada kita. Juga menghargai setiap setiap rezeki yang belum pernah terputus dan terus mengalir seperti darah yang teralir pada urat nadi. Mari kita hargai setiap detik waktu yang kita punya dengan berbagi, mengasihi, dan mencurahkan kegundahan dengan orang yang kita sayang. Karena, menghargai tak sebatas mengagumi dengan sunggingan bibir. Tapi, menghargai adalah salah satu proses dimana kita akan menemukan diri sendiri.
Hal menghargai udara yang diberikan, mari kita sama - sama menjaga alam ini. Jangan hanya berbuat kerusakan yang seolah - olah menjadikan mu sebagai raja diantara raja jelata.
Hal meghargai dan memberikan semua yang kau bisa kepada orang lain. Hargai setiap detik yang kau peroleh darinya. Membuatnya tersenyum dan tertawa lepas disampingmu adalah tindakan yang takkan ternilai harganya. Menghilangkan sejenak keluh dan kesah yang setiap saat terus datang tanpa henti. Satukan setiap renggangan jemari yang mending.
Sudah sewajarnya yang hidup merasa lelah atas ujian yang ada. Mengeluh dan meratapi kesendirian hanya akan membuang sepersekian detik yang berhaga. Patutnya itu kau gunakan untuk bersama mereka, orang - orang yang kau sayangi. Mereka diciptakan juga untuk menemanimu, agar kau tidak sendiri. Jangan hanya kau peradukan jemari dinginmu sendiri. Jari orang yang menyayangimu akan setia menanti dan mencapai kehangatan.
Sandarkan kepalamu, jika merasa penat. Orang - orang yang kau sayangi dan menyayangimu akan tetap setia untuk menunggumu.
Hanya tinggal kau saja yang harus lebih membuka mata dan hati. Memberikan apa yang kau bisa berikan kepada orang yang kau sayangi dan menyayangimu. Tentang kau yang berfikir sendirian itu adalah sebuah pilu yang sangat salah. Mereka yang menyayangimu sedang menunggu dengan tersenyum, mereka yang menyayangimu masih ada, dan tetap setia menantimu, memelukmu dan menggenggam jemari dingin kecil mu.
Jangan selalu biarkan dirimu terhanyut dan terbuai dalam ke fana'han dunia. Berlari, temui mereka dan rangkul orang yang kau sayangi dan menyayangimu.

Selasa, 22 September 2015

Arti Menghargai Keberadaan

Sekarang aku baru tahu, apa arti menghargai keberadaan itu.
Kapan itu?.
Saat semua yang kau inginkan telah pergi.
Saat semua yang kau mau takkan kau dapatkan lagi.
Relakan saja, itu bukan salah dia yang datang. Bercermin baik ke diri sendiri. Bukan untuk mencari sisi lemah dari orang lain.
Sulit rasanya untuk melarang. Melarang mu untuk berbuat sesuatu yang beraromakan tak sedap di hidung. Semuanya telah terlanjur sudah, karena sedikit noda yang tak tahu dari mana datangnya.
Yang hanya bisa dilakukan adalah tersenyum. Menutup telinga jika siulan itu terlalu kuat. Menutup mata, jika tak sanggup lagi untuk melihat. Dan tersenyum dalam kepalsuan.
Saat mereka ada, memang susah untuk bertanya. Mengapa kau disini? Untuk apa? Bagaimana kau datang?. Dan saat mereka pergi, tak perlu ada yang menjawabnya. Kaun sendiri yang akan tahu, apa alasan mereka pergi.
Penyesalan patutnya kau peruntukkan pada dirimu. Karena sebuah tanya, 'MENGAPA?'. Mengapa kau tak menghargai, mengapa kau tak menggenggamnya, mengapa kau tak memeluknya. Mengapa kau usir keluar dia dari sangkarnya?.
Itu salahmu sendiri, sekarang dia sudah terbang bebas. Dan kau hanya terperangkap dalam sangkar yang kau buat sendiri, karena kelalaian dan kecerobohan waktumu untuk tidak menghargainya.
Sudah, jangan berharap hujan dimusim kemarau. Memang akan turun hujan, tapi tak semudah yang kau kira. Dalam percintaanmu, tak perlu mengharapkan dia kembali. Karena meski dia kembali kau juga takkan bisa menghargai keberadaannya.
Saat semua yang kau inginkan telah pergi.
Saat semua yang kau mau takkan kau dapatkan lagi.
Kelak kamu akan tahu, dimana arti menghargai keberadaan itu.

Kamis, 10 September 2015

Kapal yang tertunda

Banyak hal didunia ini yang tak sejalan dengan harapan. Kadang sudah mencintai tapi tak dihargai. Kadang sudah melakukan yang terbaik, berharap mendapat senyum, malah tangis yang didapat.
Hidup itu aneh, serasa apapun yang kamu mau pasti takkan dapat. Tapi, pernahkah kamau sadar. Semua itu, buka takkan didapat, tapi Tuhan menyuruh kita berusaha keras untuk mendapatkannya.
Juga memang tak ada salahnya berusaha keras untuk sebuah rasa yang kamu punya. Karna, jika seorang pengagum yang jatuh tersungkur pun, akan berdiri kembali dan berjuang lagi dengan penuh harap.
Namun, satu hal yang harus kamu pertimbangkan baik-baik. Berjuang dan berusaha dengan cinta juga ada batasnya. Dan kamu pasti akan tahu, kapan harus berjalan ulang. Mencari kapal baru yang memang mengajakmu untuk benar-benar berlayar. Meninggalkan kapal yang hanya memberimu secerca harapan palsu.
Cukup berusaha dengan baik dan menjaga yang kamu sayang dengan tidak terlalu. Jika berulang-ulang kamu tetap merasa sakit, lepaskan saja. Karena dari situ kamu pasti akan  belajar, kapan untuk memulai dan berjalan ulang. Meninggalkan pelabuhan dimana kamu berjuang sepenuh hati, tapi tetap tak dihargai.

Senin, 07 September 2015

Tak Terbalas

Ada sebuah rasa yang ingin menyeruak keluar.
Saat rindu bertemu rindu, tapi tak terbalas.
Saat mata hanya beradu pandang.
Saat kaki hendak melangkah, namun terhenti. Karena tak tahu arah jalan untuk menuju.
Aku tahu, tak ada hati yang tak ingin berdekatan. Semuanya ingin dimanja. Tapi terkadang, Tuhan berkata lain untuk mempersatukan.
Ada kalanya tidak kenal awal, tapi bersatu akhir.
Ada kalanya bertemu awal, lalu berpisah, lalu bersatu akhir.
Ada kalanya bertemu awal tapi tak bersatu akhir.
Semuanya ditulis dalam buku takdir sebelum kita dilahirkan didunia. Memang tak semua takdir bisa di ubah. Namun, juga tak ada salahnya untuk berusaha merubah sedikit takdir itu. Tuhan pun takkan marah. Asal itu tepat, dan sesuai dengan jalan.
Konsekuensinya cuma merubah, berubah dan hilang.
Saat takdir tak dapat lagi untuk dirubah. Mungkin Hilang adalah salah satu cara untuk menghapus kesedihan. Karena lelah sudah pasti membelenggu.
Pergi berjalan menusuri jalan baru. Berusaha melupakan kerinduan yang tak pernah terbalas.
Menghargai, tapi sering tak dihargai.

Sabtu, 05 September 2015

Kerinduan

Memang, saat yang terindah itu adalah saat perjumpaan dan pertemuan dengan orang yang kita sayang. Meneguk segelas minuman dengan cerita tawa melepas kerinduan.
Tapi terkadang, tak semua harapan itu menjadi sebuah kenyataan. Terkadang Tuhan menguji kita dengan sedikit cobaan. Ada saatnya, itu hanya terbuai dalam khayalan. Hingga menghasilkan senyum dalam lamunan yang berkesinambungan.
Hanya sepi yang menghiasi. Saat jarak ratusan kilo meter menjadi halangan untuk melepas kerinduan. Serta aktivitas yang selalu membuat komunikasi menjadi flat.
Namun aku percaya, dalam hati kau dan dalam hati ini tersimpan kerinduan yang mendalam. Kita sama-sama ingin meluapkan, tapi tak bisa. Hanya kesabaran yang harus diperkuat. Dan yang paling utama adalah rasa percaya dan saling menjaga.
Percaya bahwa, kita akan bertemu. Melepas kerinduan. Menangis meluapkan emosi. Kita akan bertemu, Tuhan akan mempertemukan hamba yang saling menjaga kesabaran

Jumat, 04 September 2015

Aku yang ingin ada untukmu

Sejak aku mulai jatuh terbuai dalam pandangan pertama itu, aku selalu ingin memanjakan dan ingin mengenalmu lebih dalam. Dalam dengan rasa dan dalam dengan sebuah dekapan cinta.
Meski tak jarang aku masih tetap gagal dan jatuh. Tapi, aku takkan menyerah dengan hanya semudah itu. Bagiku, itu hanya sebuah awal dari permulaan untuk membangun sebuah pondasi cinta.
Satu hal yang terus menjadi landasan untukku bernaung, dan  yang membuatku selalu ingin berusaha dan berjuang adalah, genggaman tangan yang masih tetap erat saat aku terjatuh ribuan kali. Baik dalam dinginku, kau masih tetap memeluk dengan dekapan yang menenangkan jiwa. Kau masih tetap tersenyum meski menahan derasnya air mata yang ingin menghujam keluar, saat melihatku kembali gagal untuk memanjakan dan mengenalmu.
Tapi untuk sekarang, tenangkan dan lepaskan emosi yang membelenggu jiwamu itu. Aku baik-baik saja. Izinkan aku untuk tetap berjuang dijalanku. Kelak, saat aku benar-benar bisa membuatmu tersenyum bahagia, maka saat itulah. AKU, berhasil mendapatkan apa yang sudah aku perjuangkan selama ini.
Namun, jika semua yang aku perjuangkan hanya berujung sia-sia. Dan AKU hanya tinggal nama yang terukir lemah diatas batu nisan. Satu hal yang harus kau ingat, dengan batu nisan itu aku kirimkan senyum dan pelukan. Meski tak terlihat dan tak terasa. Dan satu hal lagi yang ingin aku sampaikan. Aku teramat sangat mencintaimu.

Kamis, 03 September 2015

Kau

Aku hanya ingin mengungkapkan sedikit kekagumanku kepadamu. Sebenernya tidak bisa terungkap dan takkan pernah bisa terungkap. Ntahlah terkadang aku dibuatnya tersenyum, dibuatnya mabuk kepayang.
Apa yg harus aku ungkapkan ketika mata ini langsung tertuju kepada wajah indah dan seketika mulut ini jadi bisu.
Hingga tak sanggup mengatakan 'A'. Terlalu kuat hipnotis senyum yang kau tujukan.
Bola mata putih yg indah, hidung yg membuatku kembali memperlihatkan taring, dan bibir yang membuatku seolah" menjadi patung.
Dan apalagi yg harus ku ungkapkan? Tak ada, tak ada satupun.
Kau yang terindah yg pernah kulihat, kupunya. Dan ku genggam.
Seakan tak ingin kulepaskan. Apakah aku boleh tetap menggenggam mu? Aku berharap akan teru begitu. Dan ahhh..., memang tak ada yang bisa ku ungkapkan lagi. Hanya AKU SAYANG PADAMU

Selasa, 06 Januari 2015

ParEdise



PAREDISE
Pare, mungkin yang terbayang di kepala kebanyakan orang hanya sejenis sayuran yang mempunyai rasa pahit. Namun tidak demikian, pare pada kisah ini adalah sebuah desa yang terletak di kediri, jawa timur. Tempat dimana semua orang mulai dari anak-anak sampai orang dewasa menimba ilmu bahasa inggris,memperbaiki dan memperlancar bahasa inggris mereka. Kampung ini dikenal dengan istilah nama “Kampoeng Inggris”, kampung inggris yang didirikan oleh Mr.Kalend Osen yang bertekad untuk membagi ilmu bahasa inggrisnya kepada siapa saja yang mau belajar dengan sungguh-sungguh.
Pare juga dikenal sebagai kampung asmara karena banyak orang menemukan jodohnya disana, maklumlah sekarang sudah hampir semua orang di indonesia bahkan orang dari luar negeri seperti malaysia,thailand,india dll. telah ramai datang kesana tak lain dan tak bukan cuma hanya untuk memperdalam bahasa inggrisnya.begitu juga dengan khaila si gadis kutu buku yang ingin memperdalam bahsa inggris di kampung itu, khaila sudah mencintai pelajaran bahasa inggris sejak mulai di bangku SD dan mendengar berita tentang sebuah program di kampoeng inggris itu dia semakin tertarik, apakah benar yang diceritakan oleh orang-orang selama ini tentang keunggulan belajar disana?. Ketika tekad khaila sudah bulat, dia memberanikan diri untuk berunding dengan orangtuanya agar bisa diizinkan belajar disana.  akan tetapi orangtua khaila tidak menyetujui keinginannya karena orang tua khaila berpendapat bahwa tidak harus mesti kesana agar bisa berbahasa inggris dengan baik “cukup belajar dengan guru privat yang ada disini saja , toh kamu akan bisa bahasa inggris juga, asal kamu mempunyai kemauan” ujar ayah khaila. Khaila yang terus bersikeras agar orangtuanya mengizinkan dirinya untuk pergi kesana “bukan cuma untuk bahasa inggris yah, tapi khaila juga ingin mencari pengalaman baru disana” terang khaila. Hari demi haripun berlalu setelah berfikir cukup lama akhirnya kedua orangtua khaila mengizinkannya untuk menimba ilmu di kampung inggris itu. Dan sekarang tibalah saatnya khaila untuk pergi kesana, dan tak lupa khaila meminta restu dari orangtuanya “ayah,ibu khaila pergi dulu ya?” dengan nada lembut, “baiklah nak, semoga kamu mendapat apa yang kamu inginkan disana. Do’a kami tidak kan lepas untuk menyertaimu nak” ujar ayah khaila sambil meneteskan air mata, khaila pun langsung memeluk ayah dan ibu nya sekaligus berpamitan untuk pergi.
Sesampainya di kampung inggris pare itu yang memakan waktu sekitar 7 sampai 8 jam perjalanan, rasa letih dan penat yang luar biasapun dirasakan oleh tubuhnya, maklum lah perjalanan itu memakan waktu yang lama. Setelah beristirahat sebentar khaila langsung bergegas untuk mencari sebuah hotel tempat dia beristirahat selama 2 atau 3 hari kedepan sebelum menemukan kos-kosan baru untuk dirinya menetap disana. Setelah menemukan hotel tak lupa khaila menelfon orangtuanya dan mengabarkan dia telah sampai dengan selamat disana.
Hari pertama khaila di kampung itu, sekitar jam 7.30 wib khaila keluar dari hotel dan ingin melihat-melihat kampung itu. Tanda tanya besar pun menyeruak di dalam hatinya, apakah benar kampung itu sesuai dengan yaang didengarkannya selama ini?. Setelah berkeliling menggunakan sepeda yang tadi telah di rental oleh khaila ternyata memang benar tentang kampung yang selama ini terdengar ditelinganya, kampung yang memiliki pemandangan yang asri, dengan hamparan sawah-sawah yang luas membuat siapa saja yang baru datang kesana tidak akan puas berada sebentar disitu. Setelah puas mengelilingi kampung inggris itu khaila pun bergegas untuk mencari tempat kursus dan kos-kosan sebagai tempat untuk dirinya menetap selama belajar disana.
 Nah, pada malam harinya pun juga begitu kampung indah yang dihiasi dengan lampu-lampu warna warni,dan kafe-kafe kecil yang membuat khaila semakin betah untuk tinggal disana.dan pada saat itupula ketika dia sedang memakan jagung bakar kesukaannya di sebuah kafe yang ada disana dia terkagum melihat seorang lelaki yang mengenakkan baju biru dengan celana panjang hitam, ya begitu sempurna dimata wanita kebanyakan. Pemuda yang kalau kita lihat wajah dan fisiknya begitu tampan. namun dibalik ketampanannya itu pemuda tersebut mempunyai suatu penyakit yang selalu disembunyikannya sehinga semua orang tidak mengetahuinya melainkan hanya orang tuanya saja. Pemuda yang tampan,baik hati,humoris namun sedikit cuek ini memang banyak di sukai oleh para wanita yang sekilas melihatnya. Dan hal itu terjadi kepada khaila yang juga memiliki wajah yang manis semadis madu. dia kagum melihat lelaki itu, bukan kagum karena ketampanannyaa kan tetapi karena sifat cuek yang dimiliki oleh lelaki itu.
Hari demi hari berlalu, khaila si gadis kutu buka yang mempunyai paras yang manis itu hanya mengagumi lelaki pujaan hatinya itu dari jauh,itupun kalau mereka berselisih dijalan. rasa takut menggerogoti hatinya untuk berkenalan dengan pemuda itu. Keesokan harinya tepatnya pada hari senin hari dimana khaila mulai masuk kursusan yang baru. Pada hari itu khaila sangat bersemangat, dia datang pagi-pagi sekali, maklumlah kursusan baru.  dan sesampainya di tempat kursusan khaila langsung mengambil posisi duduk yang nyaman baginya. 15 menit berselang, entah itu anugerah atau hanya kebetulan semata, khaila terkejut karena lelaki itu, ya lelaki yang dikaguminya selama ini menyapa khaila dengan nada lembut dan berkata “boleh saya duduk disini?”, dengan nada terbata-bata khaila menjawab “si..silahkan”. ternyata lelaki itu juga mengambil kursusan yang sama dengan khaila, entah ini jodoh atau tidak atau hanya kebetulan semata. Mereka berdua hanya diam tanpa sepatah katapun keluar dari mulut keduanya, khaila hanya berani mencuri-curi pandang kepada lelaki tampan itu. Akhirnya, bosan dengan keadaan yang seperti itu lelaki itupun memulai pembicaraan dengan bertanya-tanya pada khaila, “boleh saya tau siapa namanya?” tanya pemuda itu dengaan mengulurkan tangannya, khaila menjawab dengan nada malu “Khaila”, “wah nama yang sangat cantik sama seperti orangnya” ujar pria itu dengan senyuman yang memperlihatkan lesung pipitnya yang mungil itu. Seketika itu wajah khaila yang tadinya biasa saja (datar) sekarang sudah merah meranum seperti bunga yang baru mekar. “kalau khaila boleh tau nama abang siapa?” kata khaila, “nama saya khalil, eh panggilnya jangan abang dong, panggil nama saja, khalil...”, jawab lelaki tampan itu. Suasana keduanya pun mulai mencair yang tadinya saling malu-malu sekarang sudah mulai akrab.
Tak disangka-sangka keduanya pun berada di kelas yang sama, sekali lagi entah itu kebetulan atau memang takdir yang telah ditentukan oleh yang maha kuasa. Hari demi haripun mereka lalui bersama yang dulunya saling malu-malu sekarang sudah sangat akrab dengan senyum dan canda tawa, hingga timbul perasaan yang lain yang dirasakan oleh khalil kepada khaila wanita yang lugu itu, dia merasakan sesuatu yang aneh dalam dirinya, perasaan yang berbeda ketika sedang duduk di samping khaila, perasaan yang aneh ketika bergurau dengan khaila. Khalil pun tidak tahu apakah yang telah terjadi kepada dirinya, pemuda yang tampan itu selalu tersenyum melihat khaila yang lugu, “ah kenapa aku ini? Apakah aku..., apakah aku jatuh cinta kepada khaila?” ucap khalil dalam hati.
Tidak terasa 3 bulan telah mereka lewati bersama, dalam suka dan duka, hingga tepatnya pada bulan september dimana pada bulan itu khalil sudah merencanakan untuk mengungkapka isi hatinya kepada khaila namun secara tidak diduga khalil di telfon oleh keluarganya yang ada di kampung “assalamualaikum, halo khalil bagaimana kabarmu disana?” tanya ayah khalil, “waalaikumsalam, alhamdulillah baik yah, ayah dengan ibu bagaimana kabarnya?” jawab khalil, “alhamdulillah kami baik-baik saja nak, bisakah kamu pulang besok?” tanya ayah khalil, “untuk apa yah? Khalil belum menyelesaikan study disini,kenapa harus pulang begitu cepat?” jawab khalil, “begini, ayah merindukanmu ayah ingin kamu pulang dan memulai hidup berumah tangga disini. Ayah telah menjodohkan mu dengan seorang anak teman ayah, Pak heru namanya, karena dahulu kami telah sepakat untuk menjodohkan kalian jika kalian sudah besar nanti. Pulang lah, ayah berharap kamu tidak mengecewakan ayah karena kamu adalah anak ayah satu-satunya”. Mendengar penjelasan dari ayah khalil sontak khalil terkejut dan tidak bisa berbuat apa-apa karena dia tidak pernah melawan kehendak dari orang tuanya sedari kecil. “baik yah, khalil akan pulang” khalil pun menutup pembicaraan dengan ayahnya.
Khalil termenung dan tidak tahu harus berbuat apa. Di dalam hatinya dia ingin membantah orangtuanya tapi dia takut kalau terjadi apa-apa dengan mereka. Tak berselang lama dengan hati yang sedih khalil pun mulai mengemas barang-barangnya  dan pada saat semuanya telah selesai dia berniat untuk bertemu dengan khaila, untuk menjelaskan apa yang terjadi pada dirinya. Khalil pun langsung menelpon khaila “assalamualikum khaila? Bisa kita bertemu malam ini di tempat biasa?”, “tentu saja bisa khalil”jawab khaila, “baiklah, nanti jam 07.30 aku akan menunggumu disana” khalil pun menutup pembicaraan. Khaila yang hatinya sedang berbunga-bunga menyiapkan segala sesuatu untuk pertemuannya dengan khalil nanti malam, khaila tidak tahu bahwa pertemuan itu bisa menjadi pertemuan terakhirnya dengan khalil. Dan pada malam harinya seperti apa yang telah mereka janjikan dengan langkah pasti, dengan hati yang berkilau bagaikan mutiara itu khaila mulai melangkahkan kakinya dari kos-kosannya menuju tempat pertemuan mereka, di perjalananpun khaila senyum-senyum sendiri karna dia mempunyai firasat bahwa khalil akan memberi kejutan yang wah kepadanya. Tak berapa lama setelah itu khailapun telah sampai ketempat yang telah mereka janjikan, tempat dimana mereka berdua saling tertawa lepas dan sekarang tempat itu menjadi saksi bisu atas perpisahan mereka berdua. Khalil yang biasanya ceria sekarang hanya duduk membisu bagaikan patung, khaila pun terkejut dengan sikap khalil yang tak seperti biasanya, khaila sontak bertanya “ada apa denganmu khalil? Ada yang salah denganku?”, “tidak khaila kau sangat cantik malam ini” jawab khalil, lantas dengan perasaan yang tidak tenang khaila bertanya lagi “jadi ada apa? Bisakah kau menceritakannya kepadaku?”, dengan mata yang merah hendak menangis khalil pun menceritakan apa yang terjadi pada dirinya “khaila besok aku harus pergi pulang, tadi pagi orangtuaku telah menelfon dan mereka menyuruhku untuk agar segera pulang”, sontak khaila terkejut dan diam, dia tidak mengeluarkan sepatah katapun dari mulutnya,melihat khaila seperti itu khalil pun merasa bersalah kepada khaiala “khaila maafkan aku” kata khalil, dengan hati yang teriris khaila yang pandai menutupi kesakitan yang ia rasakan dihatinya langsung bertanya “hahah santai aja khalil, eh kok disuruh pulang sama orang tuamu?” tanya khaila, “aku telah dijodohkan oleh ayahku dengan seorang gadis yang berada di kampungku” jawab khalil dengan nada melemah, sontak khaila kaget dan tidak bisa lagi menahan semuanya air mata yang memberontak ingin keluar dari tadi dan kini air mata itu telah menghujani pipi indahnya, khalil pun tidak bisa berbuat apa-apa dia hanya mencoba untuk menenangkan hati khaila, gadis yang telah merubah kehidupannya itu. Keduanya terdiam cukup lama namun khalil memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaan yang selama ini dia pendam kepada khaila “khaila, bisa kau dengarkan aku bicara sebentar?”, khaila tidak bisa bicara dia hanya menganggukkan kepalanya kepada khalil, “khaila terimakasih atas semua yang telah kau berikan kepadaku, berhentilah menangis tak pantas air mata suci itu menetes untukku. khaila kau tahu sejak pertama kali kita duduk berdua disini? Ada sesuatu perasaan aneh yang kurasakan, sesuatu yang membuat hidupku menjadi lebih berwarna. Aku mencintaimu khaila” ucap khalil yang langsung memeluk khaila, khaila terkejut karena mendengar kata-kata yang keluar dari mulut khalil itu, “akupun begitu khalil, aku mencintaimu” jawab khaila, “lalu kenapa kau tidak mengungkapkannya dari dulu khaila?” tanya khalil, khaila hanya terdiam dan tidak mampu bersuara lagi. Di dalam pelukannya khalil pun berkata “khaila kau adalah wanita yang mempunyai mata yang indah bagaikan mutiara dilautan, senyummu mampu meruntuhkan gunung yang tinggi. Sungguh menyesal diriku karna tidak mampu membahagiakanmu sampai akhir hidupku”. Dan malampun semakin larut keduanya kini telah kembali kerumah masing-masing, khaila yang masih belum percaya akan semunya kini telah terbaring lemah dan khalil masih termenung dia tak tahu harus berbuat apa.
Pagipun menjelang, kini khalil telah berada di bandara untuk segera pulang ke kampung halamannya, dia berharap khaila datang untuk menemuinya, namun kenyataannya tidak demikian ternyata sekarang khaila telah berada di rumah sakit dia mengidap penyakit tipus. Namun keadaan itu tidak diketahui oleh khalil karna sekarang dia telah berada di bandara dan sedang menunggu pesawat keberangkatannya. Disela-sela waktu itu dia melihat sebuah kertas yang sudah sedikit koyak yang baru saja ditinggalkan oleh pemiliknya. Dan disitu dia menemukan sebuah kata-kata yang menyentuh hatinya “pedih dan manisnya cinta yang hadir secara bersamaan menandakan bahwa cinta masih gaib dan misterius, kehadirannya mampu menyentuh hati, dengan jemari halusnya seperti jemari halus seorang musikus yang telah menyentuh dawa-dawai harpa. Menampilkan daya kekuatan baru yang muncul dari ketiadaan dan tumbuh pesat menjadi perkasa sehingga merangkum jati dirinya dan memenuhi jiwanya dengan cinta yang membara.” Tak berselang lama setelah itu datanglah telfon dari teman dekat khaila, dia menelfon khalil karena keadaan khaila sudah semakin memburuk, “khalil, cepat kesini RS.*** khaila masuk rumah sakit khalil, dia berada diruang UGD, cepat kesini!” kata teman dekat khaila itu dan langsung menutup telfonnya. Sontak saja khalil terkejut dan langsung berdiri dari tempat duduk kemudian bergegas untuk pergi kerumah sakit dia membatalkan keberangkatannya, di dalam pikirannya sekarang hanya mementingan khaila wanita pujaan hatinya itu. Setelah sampai dirumah sakit ketika khalil hendak masuk keruangan tempat dimana khaila dirawat, namun dokter melarang khalil untuk masuk dengan alsan khaila tidak boleh dijenguk oleh siapapun, khalil pun hanya bisa terduduk di meja tunggu dia menanti khaila hingga tak kenal waktu. Kemudian datang telfon dari orang tua khalil “kamu tidak jadi pulang khalil?”, tanya ayah khalil “tidak yah, khail tidak bisa pulang” jawab khalil, “loh kenapa? Jadi bagaimana dengan calon istrimu disini?” tanya ayah khalil dengan nada agak lantang, “ayah, sebenarnya khalil disini telah menemukan pasangan yang pas untuk khalil, khaila namanya, dia adalah seorang gadis cantik dan solehah, kami telah lama bersama disini, dia selalu merawat khalil ketika khalil sakit sampai-sampai dia tidak tahu akan kesehatannya sendiri dan sekarng dia telah berada dirumah sakit yah, dia sakit karena terus menerus merwat khalil. Maaf ayah, bukannya khalil menolak keputusan ayah, namun apalah arti cinta kalau tidak saling menyayangi satu sama lain, bukankah ayah yang mengajarkan bahwa cinta itu  bukan pengorbanan yang dilakukan oleh satu orang saja tapi pengorbanan yang dilakukan oleh kedua orang yang saling mencintai satu sama lain?” jawab khalil kepada ayahnya, ayah khalil pun tidak bisa berkata sepatah katapun kepada anak semata wayangnya itu dia termenung mendengar ucapan khalil, ayah khalil berfikir bahwa ia terlalu memaksakan kehendaknya agar khalil dapat menikah dengan wanita pilihannya itu, “baiklah kalau itu kemauan mu nak, maafkan ayah kalau selama ini terlalu memaksakan kehendak ayah selama ini” jawab ayah khalil, “terimakasih yah” jawab khalil.
Sekarang khalil sudah agak legah karena ayahnya telah setuju dengan pilihannya. Lantas khalil langsung mengambil air wudhu dan menunaikan shalat menghadap tuhan yang maha esa, dalam doanya khalil pun meminta seraya berkata “ya tuhanku yang maha pengasih lagi maha penyayang engkaulah tuhan semesta alam, terimakasih atas semua yang telah engkau berikan kepada hambamu yang lemah ini, yatuhanku yang maha pemberi rahmat hambamu yang lemah ini hanya meminta secuil harapan agar engkau dapat meringankan beban yang di derita oleh wanita yang hamba sayangi saat ini (khaila), hamba ingin kembali lagi bersama dia, hamba rindu akan senyum dan canda tawanya, berilah dia ketegaran dalam menghadapi sakit yang dia derita” pinta khalil sambil meneteskan air mata. Tak berselang lama setelah itu datanglah dokter untuk memberitahukan bahwa sekarang khaila sudah lebih baik dari sebelumnya dan bisa untuk dijenguk. Perasaan gembira yang tak terkira menyelimuti hati khalil karena wanita yang dia cintai kini telah siuman. sesampainya diruangan tempat dimana khaila dirawat khalil melihat wanita lugu itu terbaring lemah, khalil pun meneteskan air mata karna tak sanggup melihat khaila seperti itu, khaila yang dari tadi sudah siuman melihat khalil menangis disampingnya “sudahlah sayang, janganlah kau bersedih aku sudah sehat” kata khaila yang mencoba menenangkan khalil, khalil pun duduk disamping khaila sambil memegang tangan wanita itu, “khaila, tak sanggup rasanya aku melihatmu seperti ini, cepat sembuh sayang. Khaila sayangku kau pasti kuat menghadapi semua ini” khalil berkata dengan penuh kesungguhan. Pada malam harinya ketika khaila hendak tidur dia meminta untuk khalil melantunkan sajak cinta kepadanya yang mengiringi khaila untuk tidur “khalil, bisakah kau menemaniku dalam mimpiku dengan melantunkan sebuah sajak untukku?” tanya khaila, mendengar kata-kata itu pun khalil tersenyum dan menjawa “tentu sayang”. Khalil pun memulainya “wahai engkau, khaila, apakah engkau tak melihat cinta hadir diliput misteri? Ketika Allah ciptakan sepasang kaki untuk kita, sepasang tangan untuk menggenggam... sepasang telinga untuk bisa mendengar suara kasih kita, dan sepasang mata nan indah untuk saling menatap... tersenyumlah duhai bidadariku... Wahai engkau, khaila, sebab senyum yang engkau tebarkan kepadaku, bak butiran salju yang dingin, membekukan hatiku, yang suatu waktu dapat mencair saat engkau menghangatkan diriku yang kesepian akan cinta... Wahai engkau, khaila, kadang aku bertanya kepada diriku sendiri dalam garis kebisuan, kenapa Allah hanya menganugerahkan sekeping hati kepada kita berdua? Seakan tak ada lagi perjalanan panjang, yang kutempuh tuk bercerita di usia lanjutku, selain hanya negkau yang kuceritakan pada dunia” mendengar kata-kata khalil seperti itu tetesan air mata menyucur dari mata khaila, “jangan pernah tinggalkan aku khalil” pinta khaila, “tidak...aku takkan meninggalkanmu khaila” jawab khalil sambil mencium kening khaila. Tangan mereka berdua tidak terpisahkan terus menggenggam dengan kuatnya. keadaan khailapun sekarang sudah semakin membaik dia sudah bisa keluar dari rumah sakit dan sudah bisa menghirup udara bebas, sudah bisa mendengar hiruk pikuknya dunia luar setelah ahmpir 2 minggu berada dirumah sakit. Khaila pun sekarang sudah bahagia karena khalil tidak jadi menikah dengan wanita pilihan orangtuanya. Dan khalil pun telah mengenalkan khaila kepada kedua orangtua nya, alangkah bahagianya khaila ketika kedua orangtua khalil menyambut khaila dengan baik.
Hari-hari yang indahpun menghiasi hidup mereka. Canda tawa seakan tak terpisahkan dari mereka berdua. Sampai pada suatu hari khalil pun merasakan sakit pada bagian perutnya,khalil ditemani oleh sahabatnya pergi kerumah sakit untuk memeriksa sakitnya dan alngkah terkejutnya khalil mendengar ucapan dokter yang memfonis dirinya mengidap penyakit magh dan usus buntu yang sudah parah, dokter menyarankan khalil untuk segera melakukan operasi “khalil anda mengidap penyakit magh disertai dengan usus buntu yang sudah parah, dan langkah satu-satunya yang bisa dilakukan sekarang hanya bisa melalui jalan operasi, ya walaupun kemungkinan selamat hanya 30%” terang dokter itu yang berpamitan pergi untuk memeriksa pasien yang lain. Khalil pun terkejut dengan keterangan dokter dan dia langsung menelfon orangtuanya, dia menceritakan penyakit yang dideritanya sekarang dan meminta orangtuanya untuk menemaninya saat operasi, namun khalil tidak menceritakan hal ini kepada khaila dia takut kalau khaila khawatir akan dirinya. Setelah kejadian itu sekarang khalil telah dirawat dirumah sakit yang didampingi oleh orangtuanya.
 Sudah 1 minggu tidak ada kabar dari khalil, dia menghilang begitu saja setelah mengirim surat kepada khaila “wahai wanita pujaan hatiku, aku berterimakasih kepadamu telah meluangkan waktumu di sisa hidupku yang singkat ini. Tak dapat ku tulis dengan kata-kata, semua hal indah yang aku raskan bersamamu. Khaila, aku minta maaf kepadamu aku harus pergi jaga dirimu baik-baik dan semoga kau mendapat lelaki yang lebih dariku”. khaila tidak mengerti dengan maksud khalil melalui surat itu, khaila terus mencari informasi mengenai khalil. dan pada saat itu teman dekat khalil memberi kabar kepada khaila, “halo khaila?”, “ia, ada apa?” jawab khaila, “khaila bisakah kamu datang kerumah sakit *** khalil sebentar lagi akan dioperasi” kata sahabat khalil,  khaila terkejut mendengar kabar yang datang kebanya bagaikan disambar petir yang dia rasakan sekarang.khaila bergegas langsung pergi kerumah sakit yang disebutkan oleh teman khalil tadi. Sesampainya dirumah sakit alangkah terkejutnya khaila dan dia tak menyadari bahwa airmatanya telah membasahi pipi ketika melihat lelaki yang dicintainya terbujur lemah, “apa yang terjadi padamu khalil?” tanya khaila, isak tangis khaila terus menjadi-jadi hingga tak disangka-sangka tangan khalil pun sekarang sudah menggenggam tangan khaila dengan sangat erat, air mata khalil menetes melihat khaila menangis dan berusaha untuk menenangkannya “hai jelek sudah lama ya kita tidak bertemu, apa kabarmu?”, mendengar ucapan itu khaila semakin sedih dan memeluk khalil “khalil jangan pergi sayang, kau sudah berjanji kan akan selalu bersamaku? Khalil ingatkah ketika kau selalu menyemangatiku disaat aku sakit? jangan pergi khalil jangan pergi...” air mata tidak terbendung lagi. dan tak lama setelah itu datanglah dokter dengan orang tua khalil. Sebentar lagi khalil akan dioperasi. khaila hanya bisa terdiam bersama dengan orangtua khalil, tangisan khaila pun semakin tak terbendung, untunglah ada ibunda khalil yang menenangkan khaila “sudah nak, tidak apa-apa kita serahkan saja kepada tuhan” kata ibunda khalil seraya memeluk khaila yang tengah dilanda badai yang amat besar. 3 jam berlalu namun khaila tetap setia menunggu hasil dari operasi itu dia berharap operasi itu akan berjalan lancar dan bisa bersama-sama lagi dengan khalil. Dokter pun keluar dari ruang operasi dengan tertunduk lesuh dan memanggil ayahanda dari khalil, “pak maafkan kami, kami telah berusaha semampu kami untuk menolong nyawa dari anak bapak, tapi....” dokterpun terdiam, “tapi apa dok? Anak saya baik-baik saja kan dok, operasinya berjalan lancar kan dok?” tanya ayah khalil yang hendak menangis, “maaf pak tapi nyawa anak bapak tidak bisa tertolong lagi” jawab dokter yang langsung meninggalkan ayah khalil. Alangkah terkejutnya dia anak semata wayangnya yang selama ini dia cintai,kasihi, kini telah pergi dari dunia ini. Begitu juga dengan khaila, khaila bagaikan mendapat pukulan yang sangat keras dia tidak bisa menahan tangis setelah mendengar pernyataan dari ayah khalil. Bagaimana tidak seorang yang selalu memberi dia semangat,seseorang yang selalu memanjakannya,seseorang yang tidak pernah marah pada khaila kini harus pergi meninggalkan dirinya untuk menghadap sang pencipta. Khaila sangat terpukul dengan kejadian itu dan memutuskan untuk pulang kekampung halamannya.
1 minggu setelah itu khaila pun masih tidak  yakin dengan apa yang tealh terjadi, namun untunglah orangtuanya dan orang tua khalil mampu meberi pengertian kepada khaila. Ketika orangtua khalil hendak pulang dia menitipkan selembar kertas kepada khaila, ya... itu adalah kertas dari khalil, “nak khaila, dahulu semasa khalil berada dirumah sakit dia berwasiat kepada ibu untuk memberikan surat ini kepada nak khaila apabila dia tidak sempat untuk bertemu dengan nak khaila lagi” kata ibu khalil sambil memberikan kertas itu kepada khaila dan permisi untuk pergi.
Ya, surat itu adalah kertas yang didapat oleh khalil ketika di bandara dulu yang isinya sama persis dengan apa yang ada, isi surat khalil kepada khaila “pedih dan manisnya cinta yang hadir secara bersamaan menandakan bahwa cinta masih gaib dan misterius, kehadirannya mampu menyentuh hati dengan  jemari halusnya seperti jemari halus seorang musikus yang telah menyentuh dawa-dawai harpa. Menampilkan daya kekuatan baru yang muncul dari ketiadaan dan tumbuh pesat menjadi perkasa sehingga merangkum jati dirinya dan memenuhi jiwanya dengan cinta yang membara”. Kertas itulah yang menjadi kenang-kengan terakhir dari khalil kepada khaila. Namun khaila yakin bahwa tuhan akan memberikan sesuatu yang indah dibalik semua ini.
Dan ketika dia rindu kepada khalil, khaila selalu memejamkan mata dan merasakan bahwa khalil berada disampingnya, melihat khalil dengan penuh canda tawa bersamanya. Dan sekarang khaila telah menamatkan kuliah nya di yogyakarta namun disela-sela waktunya dia selalu saja menyempatkan diri untuk datang ke makam lelaki yang dikasihinya itu sambil bercerita tentang keluh kesah yang dialaminya setelah khalil pergi meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya.

Sudah dewasa?

Bahagia Adalah Kondisin Menerima
 kenyataan dan Mensyukurinya Sebagai Proses Pendewasaan
Ada orang-orang yang telah menyakitiku. Aku maafkan mereka demi kebahagiaan hidupku. Sekarang aku mengerti bahwa mereka adalah pribadi yang juga sama-sama mencari kebahagiaan seperti aku. Namun, mungkin mereka merasa gagal mencari kebahagiaan sehingga cenderung bersifat tidak baik kepada orang lain. Mereka aku maklumi, aku memaafkan. Saat aku memaafkan mereka, sesungguhnya hal itu untuk diriku sendiri, demi kesehatanku, demi rezkiku, demi kebahagiaan hidupku.