Selasa, 06 Januari 2015

ParEdise



PAREDISE
Pare, mungkin yang terbayang di kepala kebanyakan orang hanya sejenis sayuran yang mempunyai rasa pahit. Namun tidak demikian, pare pada kisah ini adalah sebuah desa yang terletak di kediri, jawa timur. Tempat dimana semua orang mulai dari anak-anak sampai orang dewasa menimba ilmu bahasa inggris,memperbaiki dan memperlancar bahasa inggris mereka. Kampung ini dikenal dengan istilah nama “Kampoeng Inggris”, kampung inggris yang didirikan oleh Mr.Kalend Osen yang bertekad untuk membagi ilmu bahasa inggrisnya kepada siapa saja yang mau belajar dengan sungguh-sungguh.
Pare juga dikenal sebagai kampung asmara karena banyak orang menemukan jodohnya disana, maklumlah sekarang sudah hampir semua orang di indonesia bahkan orang dari luar negeri seperti malaysia,thailand,india dll. telah ramai datang kesana tak lain dan tak bukan cuma hanya untuk memperdalam bahasa inggrisnya.begitu juga dengan khaila si gadis kutu buku yang ingin memperdalam bahsa inggris di kampung itu, khaila sudah mencintai pelajaran bahasa inggris sejak mulai di bangku SD dan mendengar berita tentang sebuah program di kampoeng inggris itu dia semakin tertarik, apakah benar yang diceritakan oleh orang-orang selama ini tentang keunggulan belajar disana?. Ketika tekad khaila sudah bulat, dia memberanikan diri untuk berunding dengan orangtuanya agar bisa diizinkan belajar disana.  akan tetapi orangtua khaila tidak menyetujui keinginannya karena orang tua khaila berpendapat bahwa tidak harus mesti kesana agar bisa berbahasa inggris dengan baik “cukup belajar dengan guru privat yang ada disini saja , toh kamu akan bisa bahasa inggris juga, asal kamu mempunyai kemauan” ujar ayah khaila. Khaila yang terus bersikeras agar orangtuanya mengizinkan dirinya untuk pergi kesana “bukan cuma untuk bahasa inggris yah, tapi khaila juga ingin mencari pengalaman baru disana” terang khaila. Hari demi haripun berlalu setelah berfikir cukup lama akhirnya kedua orangtua khaila mengizinkannya untuk menimba ilmu di kampung inggris itu. Dan sekarang tibalah saatnya khaila untuk pergi kesana, dan tak lupa khaila meminta restu dari orangtuanya “ayah,ibu khaila pergi dulu ya?” dengan nada lembut, “baiklah nak, semoga kamu mendapat apa yang kamu inginkan disana. Do’a kami tidak kan lepas untuk menyertaimu nak” ujar ayah khaila sambil meneteskan air mata, khaila pun langsung memeluk ayah dan ibu nya sekaligus berpamitan untuk pergi.
Sesampainya di kampung inggris pare itu yang memakan waktu sekitar 7 sampai 8 jam perjalanan, rasa letih dan penat yang luar biasapun dirasakan oleh tubuhnya, maklum lah perjalanan itu memakan waktu yang lama. Setelah beristirahat sebentar khaila langsung bergegas untuk mencari sebuah hotel tempat dia beristirahat selama 2 atau 3 hari kedepan sebelum menemukan kos-kosan baru untuk dirinya menetap disana. Setelah menemukan hotel tak lupa khaila menelfon orangtuanya dan mengabarkan dia telah sampai dengan selamat disana.
Hari pertama khaila di kampung itu, sekitar jam 7.30 wib khaila keluar dari hotel dan ingin melihat-melihat kampung itu. Tanda tanya besar pun menyeruak di dalam hatinya, apakah benar kampung itu sesuai dengan yaang didengarkannya selama ini?. Setelah berkeliling menggunakan sepeda yang tadi telah di rental oleh khaila ternyata memang benar tentang kampung yang selama ini terdengar ditelinganya, kampung yang memiliki pemandangan yang asri, dengan hamparan sawah-sawah yang luas membuat siapa saja yang baru datang kesana tidak akan puas berada sebentar disitu. Setelah puas mengelilingi kampung inggris itu khaila pun bergegas untuk mencari tempat kursus dan kos-kosan sebagai tempat untuk dirinya menetap selama belajar disana.
 Nah, pada malam harinya pun juga begitu kampung indah yang dihiasi dengan lampu-lampu warna warni,dan kafe-kafe kecil yang membuat khaila semakin betah untuk tinggal disana.dan pada saat itupula ketika dia sedang memakan jagung bakar kesukaannya di sebuah kafe yang ada disana dia terkagum melihat seorang lelaki yang mengenakkan baju biru dengan celana panjang hitam, ya begitu sempurna dimata wanita kebanyakan. Pemuda yang kalau kita lihat wajah dan fisiknya begitu tampan. namun dibalik ketampanannya itu pemuda tersebut mempunyai suatu penyakit yang selalu disembunyikannya sehinga semua orang tidak mengetahuinya melainkan hanya orang tuanya saja. Pemuda yang tampan,baik hati,humoris namun sedikit cuek ini memang banyak di sukai oleh para wanita yang sekilas melihatnya. Dan hal itu terjadi kepada khaila yang juga memiliki wajah yang manis semadis madu. dia kagum melihat lelaki itu, bukan kagum karena ketampanannyaa kan tetapi karena sifat cuek yang dimiliki oleh lelaki itu.
Hari demi hari berlalu, khaila si gadis kutu buka yang mempunyai paras yang manis itu hanya mengagumi lelaki pujaan hatinya itu dari jauh,itupun kalau mereka berselisih dijalan. rasa takut menggerogoti hatinya untuk berkenalan dengan pemuda itu. Keesokan harinya tepatnya pada hari senin hari dimana khaila mulai masuk kursusan yang baru. Pada hari itu khaila sangat bersemangat, dia datang pagi-pagi sekali, maklumlah kursusan baru.  dan sesampainya di tempat kursusan khaila langsung mengambil posisi duduk yang nyaman baginya. 15 menit berselang, entah itu anugerah atau hanya kebetulan semata, khaila terkejut karena lelaki itu, ya lelaki yang dikaguminya selama ini menyapa khaila dengan nada lembut dan berkata “boleh saya duduk disini?”, dengan nada terbata-bata khaila menjawab “si..silahkan”. ternyata lelaki itu juga mengambil kursusan yang sama dengan khaila, entah ini jodoh atau tidak atau hanya kebetulan semata. Mereka berdua hanya diam tanpa sepatah katapun keluar dari mulut keduanya, khaila hanya berani mencuri-curi pandang kepada lelaki tampan itu. Akhirnya, bosan dengan keadaan yang seperti itu lelaki itupun memulai pembicaraan dengan bertanya-tanya pada khaila, “boleh saya tau siapa namanya?” tanya pemuda itu dengaan mengulurkan tangannya, khaila menjawab dengan nada malu “Khaila”, “wah nama yang sangat cantik sama seperti orangnya” ujar pria itu dengan senyuman yang memperlihatkan lesung pipitnya yang mungil itu. Seketika itu wajah khaila yang tadinya biasa saja (datar) sekarang sudah merah meranum seperti bunga yang baru mekar. “kalau khaila boleh tau nama abang siapa?” kata khaila, “nama saya khalil, eh panggilnya jangan abang dong, panggil nama saja, khalil...”, jawab lelaki tampan itu. Suasana keduanya pun mulai mencair yang tadinya saling malu-malu sekarang sudah mulai akrab.
Tak disangka-sangka keduanya pun berada di kelas yang sama, sekali lagi entah itu kebetulan atau memang takdir yang telah ditentukan oleh yang maha kuasa. Hari demi haripun mereka lalui bersama yang dulunya saling malu-malu sekarang sudah sangat akrab dengan senyum dan canda tawa, hingga timbul perasaan yang lain yang dirasakan oleh khalil kepada khaila wanita yang lugu itu, dia merasakan sesuatu yang aneh dalam dirinya, perasaan yang berbeda ketika sedang duduk di samping khaila, perasaan yang aneh ketika bergurau dengan khaila. Khalil pun tidak tahu apakah yang telah terjadi kepada dirinya, pemuda yang tampan itu selalu tersenyum melihat khaila yang lugu, “ah kenapa aku ini? Apakah aku..., apakah aku jatuh cinta kepada khaila?” ucap khalil dalam hati.
Tidak terasa 3 bulan telah mereka lewati bersama, dalam suka dan duka, hingga tepatnya pada bulan september dimana pada bulan itu khalil sudah merencanakan untuk mengungkapka isi hatinya kepada khaila namun secara tidak diduga khalil di telfon oleh keluarganya yang ada di kampung “assalamualaikum, halo khalil bagaimana kabarmu disana?” tanya ayah khalil, “waalaikumsalam, alhamdulillah baik yah, ayah dengan ibu bagaimana kabarnya?” jawab khalil, “alhamdulillah kami baik-baik saja nak, bisakah kamu pulang besok?” tanya ayah khalil, “untuk apa yah? Khalil belum menyelesaikan study disini,kenapa harus pulang begitu cepat?” jawab khalil, “begini, ayah merindukanmu ayah ingin kamu pulang dan memulai hidup berumah tangga disini. Ayah telah menjodohkan mu dengan seorang anak teman ayah, Pak heru namanya, karena dahulu kami telah sepakat untuk menjodohkan kalian jika kalian sudah besar nanti. Pulang lah, ayah berharap kamu tidak mengecewakan ayah karena kamu adalah anak ayah satu-satunya”. Mendengar penjelasan dari ayah khalil sontak khalil terkejut dan tidak bisa berbuat apa-apa karena dia tidak pernah melawan kehendak dari orang tuanya sedari kecil. “baik yah, khalil akan pulang” khalil pun menutup pembicaraan dengan ayahnya.
Khalil termenung dan tidak tahu harus berbuat apa. Di dalam hatinya dia ingin membantah orangtuanya tapi dia takut kalau terjadi apa-apa dengan mereka. Tak berselang lama dengan hati yang sedih khalil pun mulai mengemas barang-barangnya  dan pada saat semuanya telah selesai dia berniat untuk bertemu dengan khaila, untuk menjelaskan apa yang terjadi pada dirinya. Khalil pun langsung menelpon khaila “assalamualikum khaila? Bisa kita bertemu malam ini di tempat biasa?”, “tentu saja bisa khalil”jawab khaila, “baiklah, nanti jam 07.30 aku akan menunggumu disana” khalil pun menutup pembicaraan. Khaila yang hatinya sedang berbunga-bunga menyiapkan segala sesuatu untuk pertemuannya dengan khalil nanti malam, khaila tidak tahu bahwa pertemuan itu bisa menjadi pertemuan terakhirnya dengan khalil. Dan pada malam harinya seperti apa yang telah mereka janjikan dengan langkah pasti, dengan hati yang berkilau bagaikan mutiara itu khaila mulai melangkahkan kakinya dari kos-kosannya menuju tempat pertemuan mereka, di perjalananpun khaila senyum-senyum sendiri karna dia mempunyai firasat bahwa khalil akan memberi kejutan yang wah kepadanya. Tak berapa lama setelah itu khailapun telah sampai ketempat yang telah mereka janjikan, tempat dimana mereka berdua saling tertawa lepas dan sekarang tempat itu menjadi saksi bisu atas perpisahan mereka berdua. Khalil yang biasanya ceria sekarang hanya duduk membisu bagaikan patung, khaila pun terkejut dengan sikap khalil yang tak seperti biasanya, khaila sontak bertanya “ada apa denganmu khalil? Ada yang salah denganku?”, “tidak khaila kau sangat cantik malam ini” jawab khalil, lantas dengan perasaan yang tidak tenang khaila bertanya lagi “jadi ada apa? Bisakah kau menceritakannya kepadaku?”, dengan mata yang merah hendak menangis khalil pun menceritakan apa yang terjadi pada dirinya “khaila besok aku harus pergi pulang, tadi pagi orangtuaku telah menelfon dan mereka menyuruhku untuk agar segera pulang”, sontak khaila terkejut dan diam, dia tidak mengeluarkan sepatah katapun dari mulutnya,melihat khaila seperti itu khalil pun merasa bersalah kepada khaiala “khaila maafkan aku” kata khalil, dengan hati yang teriris khaila yang pandai menutupi kesakitan yang ia rasakan dihatinya langsung bertanya “hahah santai aja khalil, eh kok disuruh pulang sama orang tuamu?” tanya khaila, “aku telah dijodohkan oleh ayahku dengan seorang gadis yang berada di kampungku” jawab khalil dengan nada melemah, sontak khaila kaget dan tidak bisa lagi menahan semuanya air mata yang memberontak ingin keluar dari tadi dan kini air mata itu telah menghujani pipi indahnya, khalil pun tidak bisa berbuat apa-apa dia hanya mencoba untuk menenangkan hati khaila, gadis yang telah merubah kehidupannya itu. Keduanya terdiam cukup lama namun khalil memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaan yang selama ini dia pendam kepada khaila “khaila, bisa kau dengarkan aku bicara sebentar?”, khaila tidak bisa bicara dia hanya menganggukkan kepalanya kepada khalil, “khaila terimakasih atas semua yang telah kau berikan kepadaku, berhentilah menangis tak pantas air mata suci itu menetes untukku. khaila kau tahu sejak pertama kali kita duduk berdua disini? Ada sesuatu perasaan aneh yang kurasakan, sesuatu yang membuat hidupku menjadi lebih berwarna. Aku mencintaimu khaila” ucap khalil yang langsung memeluk khaila, khaila terkejut karena mendengar kata-kata yang keluar dari mulut khalil itu, “akupun begitu khalil, aku mencintaimu” jawab khaila, “lalu kenapa kau tidak mengungkapkannya dari dulu khaila?” tanya khalil, khaila hanya terdiam dan tidak mampu bersuara lagi. Di dalam pelukannya khalil pun berkata “khaila kau adalah wanita yang mempunyai mata yang indah bagaikan mutiara dilautan, senyummu mampu meruntuhkan gunung yang tinggi. Sungguh menyesal diriku karna tidak mampu membahagiakanmu sampai akhir hidupku”. Dan malampun semakin larut keduanya kini telah kembali kerumah masing-masing, khaila yang masih belum percaya akan semunya kini telah terbaring lemah dan khalil masih termenung dia tak tahu harus berbuat apa.
Pagipun menjelang, kini khalil telah berada di bandara untuk segera pulang ke kampung halamannya, dia berharap khaila datang untuk menemuinya, namun kenyataannya tidak demikian ternyata sekarang khaila telah berada di rumah sakit dia mengidap penyakit tipus. Namun keadaan itu tidak diketahui oleh khalil karna sekarang dia telah berada di bandara dan sedang menunggu pesawat keberangkatannya. Disela-sela waktu itu dia melihat sebuah kertas yang sudah sedikit koyak yang baru saja ditinggalkan oleh pemiliknya. Dan disitu dia menemukan sebuah kata-kata yang menyentuh hatinya “pedih dan manisnya cinta yang hadir secara bersamaan menandakan bahwa cinta masih gaib dan misterius, kehadirannya mampu menyentuh hati, dengan jemari halusnya seperti jemari halus seorang musikus yang telah menyentuh dawa-dawai harpa. Menampilkan daya kekuatan baru yang muncul dari ketiadaan dan tumbuh pesat menjadi perkasa sehingga merangkum jati dirinya dan memenuhi jiwanya dengan cinta yang membara.” Tak berselang lama setelah itu datanglah telfon dari teman dekat khaila, dia menelfon khalil karena keadaan khaila sudah semakin memburuk, “khalil, cepat kesini RS.*** khaila masuk rumah sakit khalil, dia berada diruang UGD, cepat kesini!” kata teman dekat khaila itu dan langsung menutup telfonnya. Sontak saja khalil terkejut dan langsung berdiri dari tempat duduk kemudian bergegas untuk pergi kerumah sakit dia membatalkan keberangkatannya, di dalam pikirannya sekarang hanya mementingan khaila wanita pujaan hatinya itu. Setelah sampai dirumah sakit ketika khalil hendak masuk keruangan tempat dimana khaila dirawat, namun dokter melarang khalil untuk masuk dengan alsan khaila tidak boleh dijenguk oleh siapapun, khalil pun hanya bisa terduduk di meja tunggu dia menanti khaila hingga tak kenal waktu. Kemudian datang telfon dari orang tua khalil “kamu tidak jadi pulang khalil?”, tanya ayah khalil “tidak yah, khail tidak bisa pulang” jawab khalil, “loh kenapa? Jadi bagaimana dengan calon istrimu disini?” tanya ayah khalil dengan nada agak lantang, “ayah, sebenarnya khalil disini telah menemukan pasangan yang pas untuk khalil, khaila namanya, dia adalah seorang gadis cantik dan solehah, kami telah lama bersama disini, dia selalu merawat khalil ketika khalil sakit sampai-sampai dia tidak tahu akan kesehatannya sendiri dan sekarng dia telah berada dirumah sakit yah, dia sakit karena terus menerus merwat khalil. Maaf ayah, bukannya khalil menolak keputusan ayah, namun apalah arti cinta kalau tidak saling menyayangi satu sama lain, bukankah ayah yang mengajarkan bahwa cinta itu  bukan pengorbanan yang dilakukan oleh satu orang saja tapi pengorbanan yang dilakukan oleh kedua orang yang saling mencintai satu sama lain?” jawab khalil kepada ayahnya, ayah khalil pun tidak bisa berkata sepatah katapun kepada anak semata wayangnya itu dia termenung mendengar ucapan khalil, ayah khalil berfikir bahwa ia terlalu memaksakan kehendaknya agar khalil dapat menikah dengan wanita pilihannya itu, “baiklah kalau itu kemauan mu nak, maafkan ayah kalau selama ini terlalu memaksakan kehendak ayah selama ini” jawab ayah khalil, “terimakasih yah” jawab khalil.
Sekarang khalil sudah agak legah karena ayahnya telah setuju dengan pilihannya. Lantas khalil langsung mengambil air wudhu dan menunaikan shalat menghadap tuhan yang maha esa, dalam doanya khalil pun meminta seraya berkata “ya tuhanku yang maha pengasih lagi maha penyayang engkaulah tuhan semesta alam, terimakasih atas semua yang telah engkau berikan kepada hambamu yang lemah ini, yatuhanku yang maha pemberi rahmat hambamu yang lemah ini hanya meminta secuil harapan agar engkau dapat meringankan beban yang di derita oleh wanita yang hamba sayangi saat ini (khaila), hamba ingin kembali lagi bersama dia, hamba rindu akan senyum dan canda tawanya, berilah dia ketegaran dalam menghadapi sakit yang dia derita” pinta khalil sambil meneteskan air mata. Tak berselang lama setelah itu datanglah dokter untuk memberitahukan bahwa sekarang khaila sudah lebih baik dari sebelumnya dan bisa untuk dijenguk. Perasaan gembira yang tak terkira menyelimuti hati khalil karena wanita yang dia cintai kini telah siuman. sesampainya diruangan tempat dimana khaila dirawat khalil melihat wanita lugu itu terbaring lemah, khalil pun meneteskan air mata karna tak sanggup melihat khaila seperti itu, khaila yang dari tadi sudah siuman melihat khalil menangis disampingnya “sudahlah sayang, janganlah kau bersedih aku sudah sehat” kata khaila yang mencoba menenangkan khalil, khalil pun duduk disamping khaila sambil memegang tangan wanita itu, “khaila, tak sanggup rasanya aku melihatmu seperti ini, cepat sembuh sayang. Khaila sayangku kau pasti kuat menghadapi semua ini” khalil berkata dengan penuh kesungguhan. Pada malam harinya ketika khaila hendak tidur dia meminta untuk khalil melantunkan sajak cinta kepadanya yang mengiringi khaila untuk tidur “khalil, bisakah kau menemaniku dalam mimpiku dengan melantunkan sebuah sajak untukku?” tanya khaila, mendengar kata-kata itu pun khalil tersenyum dan menjawa “tentu sayang”. Khalil pun memulainya “wahai engkau, khaila, apakah engkau tak melihat cinta hadir diliput misteri? Ketika Allah ciptakan sepasang kaki untuk kita, sepasang tangan untuk menggenggam... sepasang telinga untuk bisa mendengar suara kasih kita, dan sepasang mata nan indah untuk saling menatap... tersenyumlah duhai bidadariku... Wahai engkau, khaila, sebab senyum yang engkau tebarkan kepadaku, bak butiran salju yang dingin, membekukan hatiku, yang suatu waktu dapat mencair saat engkau menghangatkan diriku yang kesepian akan cinta... Wahai engkau, khaila, kadang aku bertanya kepada diriku sendiri dalam garis kebisuan, kenapa Allah hanya menganugerahkan sekeping hati kepada kita berdua? Seakan tak ada lagi perjalanan panjang, yang kutempuh tuk bercerita di usia lanjutku, selain hanya negkau yang kuceritakan pada dunia” mendengar kata-kata khalil seperti itu tetesan air mata menyucur dari mata khaila, “jangan pernah tinggalkan aku khalil” pinta khaila, “tidak...aku takkan meninggalkanmu khaila” jawab khalil sambil mencium kening khaila. Tangan mereka berdua tidak terpisahkan terus menggenggam dengan kuatnya. keadaan khailapun sekarang sudah semakin membaik dia sudah bisa keluar dari rumah sakit dan sudah bisa menghirup udara bebas, sudah bisa mendengar hiruk pikuknya dunia luar setelah ahmpir 2 minggu berada dirumah sakit. Khaila pun sekarang sudah bahagia karena khalil tidak jadi menikah dengan wanita pilihan orangtuanya. Dan khalil pun telah mengenalkan khaila kepada kedua orangtua nya, alangkah bahagianya khaila ketika kedua orangtua khalil menyambut khaila dengan baik.
Hari-hari yang indahpun menghiasi hidup mereka. Canda tawa seakan tak terpisahkan dari mereka berdua. Sampai pada suatu hari khalil pun merasakan sakit pada bagian perutnya,khalil ditemani oleh sahabatnya pergi kerumah sakit untuk memeriksa sakitnya dan alngkah terkejutnya khalil mendengar ucapan dokter yang memfonis dirinya mengidap penyakit magh dan usus buntu yang sudah parah, dokter menyarankan khalil untuk segera melakukan operasi “khalil anda mengidap penyakit magh disertai dengan usus buntu yang sudah parah, dan langkah satu-satunya yang bisa dilakukan sekarang hanya bisa melalui jalan operasi, ya walaupun kemungkinan selamat hanya 30%” terang dokter itu yang berpamitan pergi untuk memeriksa pasien yang lain. Khalil pun terkejut dengan keterangan dokter dan dia langsung menelfon orangtuanya, dia menceritakan penyakit yang dideritanya sekarang dan meminta orangtuanya untuk menemaninya saat operasi, namun khalil tidak menceritakan hal ini kepada khaila dia takut kalau khaila khawatir akan dirinya. Setelah kejadian itu sekarang khalil telah dirawat dirumah sakit yang didampingi oleh orangtuanya.
 Sudah 1 minggu tidak ada kabar dari khalil, dia menghilang begitu saja setelah mengirim surat kepada khaila “wahai wanita pujaan hatiku, aku berterimakasih kepadamu telah meluangkan waktumu di sisa hidupku yang singkat ini. Tak dapat ku tulis dengan kata-kata, semua hal indah yang aku raskan bersamamu. Khaila, aku minta maaf kepadamu aku harus pergi jaga dirimu baik-baik dan semoga kau mendapat lelaki yang lebih dariku”. khaila tidak mengerti dengan maksud khalil melalui surat itu, khaila terus mencari informasi mengenai khalil. dan pada saat itu teman dekat khalil memberi kabar kepada khaila, “halo khaila?”, “ia, ada apa?” jawab khaila, “khaila bisakah kamu datang kerumah sakit *** khalil sebentar lagi akan dioperasi” kata sahabat khalil,  khaila terkejut mendengar kabar yang datang kebanya bagaikan disambar petir yang dia rasakan sekarang.khaila bergegas langsung pergi kerumah sakit yang disebutkan oleh teman khalil tadi. Sesampainya dirumah sakit alangkah terkejutnya khaila dan dia tak menyadari bahwa airmatanya telah membasahi pipi ketika melihat lelaki yang dicintainya terbujur lemah, “apa yang terjadi padamu khalil?” tanya khaila, isak tangis khaila terus menjadi-jadi hingga tak disangka-sangka tangan khalil pun sekarang sudah menggenggam tangan khaila dengan sangat erat, air mata khalil menetes melihat khaila menangis dan berusaha untuk menenangkannya “hai jelek sudah lama ya kita tidak bertemu, apa kabarmu?”, mendengar ucapan itu khaila semakin sedih dan memeluk khalil “khalil jangan pergi sayang, kau sudah berjanji kan akan selalu bersamaku? Khalil ingatkah ketika kau selalu menyemangatiku disaat aku sakit? jangan pergi khalil jangan pergi...” air mata tidak terbendung lagi. dan tak lama setelah itu datanglah dokter dengan orang tua khalil. Sebentar lagi khalil akan dioperasi. khaila hanya bisa terdiam bersama dengan orangtua khalil, tangisan khaila pun semakin tak terbendung, untunglah ada ibunda khalil yang menenangkan khaila “sudah nak, tidak apa-apa kita serahkan saja kepada tuhan” kata ibunda khalil seraya memeluk khaila yang tengah dilanda badai yang amat besar. 3 jam berlalu namun khaila tetap setia menunggu hasil dari operasi itu dia berharap operasi itu akan berjalan lancar dan bisa bersama-sama lagi dengan khalil. Dokter pun keluar dari ruang operasi dengan tertunduk lesuh dan memanggil ayahanda dari khalil, “pak maafkan kami, kami telah berusaha semampu kami untuk menolong nyawa dari anak bapak, tapi....” dokterpun terdiam, “tapi apa dok? Anak saya baik-baik saja kan dok, operasinya berjalan lancar kan dok?” tanya ayah khalil yang hendak menangis, “maaf pak tapi nyawa anak bapak tidak bisa tertolong lagi” jawab dokter yang langsung meninggalkan ayah khalil. Alangkah terkejutnya dia anak semata wayangnya yang selama ini dia cintai,kasihi, kini telah pergi dari dunia ini. Begitu juga dengan khaila, khaila bagaikan mendapat pukulan yang sangat keras dia tidak bisa menahan tangis setelah mendengar pernyataan dari ayah khalil. Bagaimana tidak seorang yang selalu memberi dia semangat,seseorang yang selalu memanjakannya,seseorang yang tidak pernah marah pada khaila kini harus pergi meninggalkan dirinya untuk menghadap sang pencipta. Khaila sangat terpukul dengan kejadian itu dan memutuskan untuk pulang kekampung halamannya.
1 minggu setelah itu khaila pun masih tidak  yakin dengan apa yang tealh terjadi, namun untunglah orangtuanya dan orang tua khalil mampu meberi pengertian kepada khaila. Ketika orangtua khalil hendak pulang dia menitipkan selembar kertas kepada khaila, ya... itu adalah kertas dari khalil, “nak khaila, dahulu semasa khalil berada dirumah sakit dia berwasiat kepada ibu untuk memberikan surat ini kepada nak khaila apabila dia tidak sempat untuk bertemu dengan nak khaila lagi” kata ibu khalil sambil memberikan kertas itu kepada khaila dan permisi untuk pergi.
Ya, surat itu adalah kertas yang didapat oleh khalil ketika di bandara dulu yang isinya sama persis dengan apa yang ada, isi surat khalil kepada khaila “pedih dan manisnya cinta yang hadir secara bersamaan menandakan bahwa cinta masih gaib dan misterius, kehadirannya mampu menyentuh hati dengan  jemari halusnya seperti jemari halus seorang musikus yang telah menyentuh dawa-dawai harpa. Menampilkan daya kekuatan baru yang muncul dari ketiadaan dan tumbuh pesat menjadi perkasa sehingga merangkum jati dirinya dan memenuhi jiwanya dengan cinta yang membara”. Kertas itulah yang menjadi kenang-kengan terakhir dari khalil kepada khaila. Namun khaila yakin bahwa tuhan akan memberikan sesuatu yang indah dibalik semua ini.
Dan ketika dia rindu kepada khalil, khaila selalu memejamkan mata dan merasakan bahwa khalil berada disampingnya, melihat khalil dengan penuh canda tawa bersamanya. Dan sekarang khaila telah menamatkan kuliah nya di yogyakarta namun disela-sela waktunya dia selalu saja menyempatkan diri untuk datang ke makam lelaki yang dikasihinya itu sambil bercerita tentang keluh kesah yang dialaminya setelah khalil pergi meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya.

Sudah dewasa?

Bahagia Adalah Kondisin Menerima
 kenyataan dan Mensyukurinya Sebagai Proses Pendewasaan
Ada orang-orang yang telah menyakitiku. Aku maafkan mereka demi kebahagiaan hidupku. Sekarang aku mengerti bahwa mereka adalah pribadi yang juga sama-sama mencari kebahagiaan seperti aku. Namun, mungkin mereka merasa gagal mencari kebahagiaan sehingga cenderung bersifat tidak baik kepada orang lain. Mereka aku maklumi, aku memaafkan. Saat aku memaafkan mereka, sesungguhnya hal itu untuk diriku sendiri, demi kesehatanku, demi rezkiku, demi kebahagiaan hidupku.