PAREDISE
Pare, mungkin yang terbayang di kepala kebanyakan orang hanya sejenis
sayuran yang mempunyai rasa pahit. Namun tidak demikian, pare pada kisah ini
adalah sebuah desa yang terletak di kediri, jawa timur. Tempat dimana semua
orang mulai dari anak-anak sampai orang dewasa menimba ilmu bahasa
inggris,memperbaiki dan memperlancar bahasa inggris mereka. Kampung ini dikenal
dengan istilah nama “Kampoeng Inggris”, kampung inggris yang didirikan oleh
Mr.Kalend Osen yang bertekad untuk membagi ilmu bahasa inggrisnya kepada siapa
saja yang mau belajar dengan sungguh-sungguh.
Pare juga dikenal sebagai kampung asmara karena banyak orang menemukan
jodohnya disana, maklumlah sekarang sudah hampir semua orang di indonesia bahkan
orang dari luar negeri seperti malaysia,thailand,india dll. telah ramai datang
kesana tak lain dan tak bukan cuma hanya untuk memperdalam bahasa inggrisnya.begitu
juga dengan khaila si gadis kutu buku yang ingin memperdalam bahsa inggris di
kampung itu, khaila sudah mencintai pelajaran bahasa inggris sejak mulai di
bangku SD dan mendengar berita tentang sebuah program di kampoeng inggris itu
dia semakin tertarik, apakah benar yang diceritakan oleh orang-orang selama ini
tentang keunggulan belajar disana?. Ketika tekad khaila sudah bulat, dia
memberanikan diri untuk berunding dengan orangtuanya agar bisa diizinkan
belajar disana. akan tetapi orangtua
khaila tidak menyetujui keinginannya karena orang tua khaila berpendapat bahwa
tidak harus mesti kesana agar bisa berbahasa inggris dengan baik “cukup belajar
dengan guru privat yang ada disini saja , toh kamu akan bisa bahasa inggris
juga, asal kamu mempunyai kemauan” ujar ayah khaila. Khaila yang terus
bersikeras agar orangtuanya mengizinkan dirinya untuk pergi kesana “bukan cuma
untuk bahasa inggris yah, tapi khaila juga ingin mencari pengalaman baru
disana” terang khaila. Hari demi haripun berlalu setelah berfikir cukup lama
akhirnya kedua orangtua khaila mengizinkannya untuk menimba ilmu di kampung
inggris itu. Dan sekarang tibalah saatnya khaila untuk pergi kesana, dan tak
lupa khaila meminta restu dari orangtuanya “ayah,ibu khaila pergi dulu ya?”
dengan nada lembut, “baiklah nak, semoga kamu mendapat apa yang kamu inginkan
disana. Do’a kami tidak kan lepas untuk menyertaimu nak” ujar ayah khaila
sambil meneteskan air mata, khaila pun langsung memeluk ayah dan ibu nya
sekaligus berpamitan untuk pergi.
Sesampainya di kampung inggris pare itu yang memakan waktu sekitar 7
sampai 8 jam perjalanan, rasa letih dan penat yang luar biasapun dirasakan oleh
tubuhnya, maklum lah perjalanan itu memakan waktu yang lama. Setelah
beristirahat sebentar khaila langsung bergegas untuk mencari sebuah hotel
tempat dia beristirahat selama 2 atau 3 hari kedepan sebelum menemukan
kos-kosan baru untuk dirinya menetap disana. Setelah menemukan hotel tak lupa
khaila menelfon orangtuanya dan mengabarkan dia telah sampai dengan selamat
disana.
Hari pertama khaila di kampung itu, sekitar jam 7.30 wib khaila keluar
dari hotel dan ingin melihat-melihat kampung itu. Tanda tanya besar pun
menyeruak di dalam hatinya, apakah benar kampung itu sesuai dengan yaang
didengarkannya selama ini?. Setelah berkeliling menggunakan sepeda yang tadi
telah di rental oleh khaila ternyata memang benar tentang kampung yang selama
ini terdengar ditelinganya, kampung yang memiliki pemandangan yang asri, dengan
hamparan sawah-sawah yang luas membuat siapa saja yang baru datang kesana tidak
akan puas berada sebentar disitu. Setelah puas mengelilingi kampung inggris itu
khaila pun bergegas untuk mencari tempat kursus dan kos-kosan sebagai tempat
untuk dirinya menetap selama belajar disana.
Nah, pada malam harinya pun juga
begitu kampung indah yang dihiasi dengan lampu-lampu warna warni,dan kafe-kafe
kecil yang membuat khaila semakin betah untuk tinggal disana.dan pada saat
itupula ketika dia sedang memakan jagung bakar kesukaannya di sebuah kafe yang
ada disana dia terkagum melihat seorang lelaki yang mengenakkan baju biru
dengan celana panjang hitam, ya begitu sempurna dimata wanita kebanyakan.
Pemuda yang kalau kita lihat wajah dan fisiknya begitu tampan. namun dibalik
ketampanannya itu pemuda tersebut mempunyai suatu penyakit yang selalu
disembunyikannya sehinga semua orang tidak mengetahuinya melainkan hanya orang
tuanya saja. Pemuda yang tampan,baik hati,humoris namun sedikit cuek ini memang
banyak di sukai oleh para wanita yang sekilas melihatnya. Dan hal itu terjadi
kepada khaila yang juga memiliki wajah yang manis semadis madu. dia kagum
melihat lelaki itu, bukan kagum karena ketampanannyaa kan tetapi karena sifat
cuek yang dimiliki oleh lelaki itu.
Hari demi hari berlalu, khaila si gadis kutu buka yang mempunyai paras
yang manis itu hanya mengagumi lelaki pujaan hatinya itu dari jauh,itupun kalau
mereka berselisih dijalan. rasa takut menggerogoti hatinya untuk berkenalan
dengan pemuda itu. Keesokan harinya tepatnya pada hari senin hari dimana khaila
mulai masuk kursusan yang baru. Pada hari itu khaila sangat bersemangat, dia
datang pagi-pagi sekali, maklumlah kursusan baru. dan sesampainya di tempat kursusan khaila
langsung mengambil posisi duduk yang nyaman baginya. 15 menit berselang, entah
itu anugerah atau hanya kebetulan semata, khaila terkejut karena lelaki itu, ya
lelaki yang dikaguminya selama ini menyapa khaila dengan nada lembut dan berkata
“boleh saya duduk disini?”, dengan nada terbata-bata khaila menjawab
“si..silahkan”. ternyata lelaki itu juga mengambil kursusan yang sama dengan
khaila, entah ini jodoh atau tidak atau hanya kebetulan semata. Mereka berdua
hanya diam tanpa sepatah katapun keluar dari mulut keduanya, khaila hanya
berani mencuri-curi pandang kepada lelaki tampan itu. Akhirnya, bosan dengan
keadaan yang seperti itu lelaki itupun memulai pembicaraan dengan
bertanya-tanya pada khaila, “boleh saya tau siapa namanya?” tanya pemuda itu
dengaan mengulurkan tangannya, khaila menjawab dengan nada malu “Khaila”, “wah
nama yang sangat cantik sama seperti orangnya” ujar pria itu dengan senyuman
yang memperlihatkan lesung pipitnya yang mungil itu. Seketika itu wajah khaila
yang tadinya biasa saja (datar) sekarang sudah merah meranum seperti bunga yang
baru mekar. “kalau khaila boleh tau nama abang siapa?” kata khaila, “nama saya
khalil, eh panggilnya jangan abang dong, panggil nama saja, khalil...”, jawab
lelaki tampan itu. Suasana keduanya pun mulai mencair yang tadinya saling
malu-malu sekarang sudah mulai akrab.
Tak disangka-sangka keduanya pun berada di kelas yang sama, sekali lagi
entah itu kebetulan atau memang takdir yang telah ditentukan oleh yang maha
kuasa. Hari demi haripun mereka lalui bersama yang dulunya saling malu-malu sekarang
sudah sangat akrab dengan senyum dan canda tawa, hingga timbul perasaan yang
lain yang dirasakan oleh khalil kepada khaila wanita yang lugu itu, dia
merasakan sesuatu yang aneh dalam dirinya, perasaan yang berbeda ketika sedang
duduk di samping khaila, perasaan yang aneh ketika bergurau dengan khaila.
Khalil pun tidak tahu apakah yang telah terjadi kepada dirinya, pemuda yang
tampan itu selalu tersenyum melihat khaila yang lugu, “ah kenapa aku ini?
Apakah aku..., apakah aku jatuh cinta kepada khaila?” ucap khalil dalam hati.
Tidak terasa 3 bulan telah mereka lewati bersama, dalam suka dan duka, hingga
tepatnya pada bulan september dimana pada bulan itu khalil sudah merencanakan
untuk mengungkapka isi hatinya kepada khaila namun secara tidak diduga khalil
di telfon oleh keluarganya yang ada di kampung “assalamualaikum, halo khalil
bagaimana kabarmu disana?” tanya ayah khalil, “waalaikumsalam, alhamdulillah
baik yah, ayah dengan ibu bagaimana kabarnya?” jawab khalil, “alhamdulillah
kami baik-baik saja nak, bisakah kamu pulang besok?” tanya ayah khalil, “untuk
apa yah? Khalil belum menyelesaikan study disini,kenapa harus pulang begitu
cepat?” jawab khalil, “begini, ayah merindukanmu ayah ingin kamu pulang dan
memulai hidup berumah tangga disini. Ayah telah menjodohkan mu dengan seorang
anak teman ayah, Pak heru namanya, karena dahulu kami telah sepakat untuk
menjodohkan kalian jika kalian sudah besar nanti. Pulang lah, ayah berharap
kamu tidak mengecewakan ayah karena kamu adalah anak ayah satu-satunya”.
Mendengar penjelasan dari ayah khalil sontak khalil terkejut dan tidak bisa
berbuat apa-apa karena dia tidak pernah melawan kehendak dari orang tuanya
sedari kecil. “baik yah, khalil akan pulang” khalil pun menutup pembicaraan
dengan ayahnya.
Khalil termenung dan tidak tahu harus berbuat apa. Di dalam hatinya dia
ingin membantah orangtuanya tapi dia takut kalau terjadi apa-apa dengan mereka.
Tak berselang lama dengan hati yang sedih khalil pun mulai mengemas
barang-barangnya dan pada saat semuanya telah
selesai dia berniat untuk bertemu dengan khaila, untuk menjelaskan apa yang
terjadi pada dirinya. Khalil pun langsung menelpon khaila “assalamualikum
khaila? Bisa kita bertemu malam ini di tempat biasa?”, “tentu saja bisa khalil”jawab
khaila, “baiklah, nanti jam 07.30 aku akan menunggumu disana” khalil pun
menutup pembicaraan. Khaila yang hatinya sedang berbunga-bunga menyiapkan
segala sesuatu untuk pertemuannya dengan khalil nanti malam, khaila tidak tahu
bahwa pertemuan itu bisa menjadi pertemuan terakhirnya dengan khalil. Dan pada
malam harinya seperti apa yang telah mereka janjikan dengan langkah pasti, dengan
hati yang berkilau bagaikan mutiara itu khaila mulai melangkahkan kakinya dari
kos-kosannya menuju tempat pertemuan mereka, di perjalananpun khaila
senyum-senyum sendiri karna dia mempunyai firasat bahwa khalil akan memberi
kejutan yang wah kepadanya. Tak berapa lama setelah itu khailapun telah sampai
ketempat yang telah mereka janjikan, tempat dimana mereka berdua saling tertawa
lepas dan sekarang tempat itu menjadi saksi bisu atas perpisahan mereka berdua.
Khalil yang biasanya ceria sekarang hanya duduk membisu bagaikan patung, khaila
pun terkejut dengan sikap khalil yang tak seperti biasanya, khaila sontak
bertanya “ada apa denganmu khalil? Ada yang salah denganku?”, “tidak khaila kau
sangat cantik malam ini” jawab khalil, lantas dengan perasaan yang tidak tenang
khaila bertanya lagi “jadi ada apa? Bisakah kau menceritakannya kepadaku?”,
dengan mata yang merah hendak menangis khalil pun menceritakan apa yang terjadi
pada dirinya “khaila besok aku harus pergi pulang, tadi pagi orangtuaku telah
menelfon dan mereka menyuruhku untuk agar segera pulang”, sontak khaila
terkejut dan diam, dia tidak mengeluarkan sepatah katapun dari mulutnya,melihat
khaila seperti itu khalil pun merasa bersalah kepada khaiala “khaila maafkan
aku” kata khalil, dengan hati yang teriris khaila yang pandai menutupi
kesakitan yang ia rasakan dihatinya langsung bertanya “hahah santai aja khalil,
eh kok disuruh pulang sama orang tuamu?” tanya khaila, “aku telah dijodohkan
oleh ayahku dengan seorang gadis yang berada di kampungku” jawab khalil dengan
nada melemah, sontak khaila kaget dan tidak bisa lagi menahan semuanya air mata
yang memberontak ingin keluar dari tadi dan kini air mata itu telah menghujani
pipi indahnya, khalil pun tidak bisa berbuat apa-apa dia hanya mencoba untuk
menenangkan hati khaila, gadis yang telah merubah kehidupannya itu. Keduanya
terdiam cukup lama namun khalil memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaan
yang selama ini dia pendam kepada khaila “khaila, bisa kau dengarkan aku bicara
sebentar?”, khaila tidak bisa bicara dia hanya menganggukkan kepalanya kepada
khalil, “khaila terimakasih atas semua yang telah kau berikan kepadaku,
berhentilah menangis tak pantas air mata suci itu menetes untukku. khaila kau
tahu sejak pertama kali kita duduk berdua disini? Ada sesuatu perasaan aneh yang
kurasakan, sesuatu yang membuat hidupku menjadi lebih berwarna. Aku mencintaimu
khaila” ucap khalil yang langsung memeluk khaila, khaila terkejut karena
mendengar kata-kata yang keluar dari mulut khalil itu, “akupun begitu khalil,
aku mencintaimu” jawab khaila, “lalu kenapa kau tidak mengungkapkannya dari
dulu khaila?” tanya khalil, khaila hanya terdiam dan tidak mampu bersuara lagi.
Di dalam pelukannya khalil pun berkata “khaila kau adalah wanita yang mempunyai
mata yang indah bagaikan mutiara dilautan, senyummu mampu meruntuhkan gunung
yang tinggi. Sungguh menyesal diriku karna tidak mampu membahagiakanmu sampai
akhir hidupku”. Dan malampun semakin larut keduanya kini telah kembali kerumah
masing-masing, khaila yang masih belum percaya akan semunya kini telah
terbaring lemah dan khalil masih termenung dia tak tahu harus berbuat apa.
Pagipun menjelang, kini khalil telah berada di bandara untuk segera pulang
ke kampung halamannya, dia berharap khaila datang untuk menemuinya, namun kenyataannya
tidak demikian ternyata sekarang khaila telah berada di rumah sakit dia
mengidap penyakit tipus. Namun keadaan itu tidak diketahui oleh khalil karna
sekarang dia telah berada di bandara dan sedang menunggu pesawat
keberangkatannya. Disela-sela waktu itu dia melihat sebuah kertas yang sudah
sedikit koyak yang baru saja ditinggalkan oleh pemiliknya. Dan disitu dia
menemukan sebuah kata-kata yang menyentuh hatinya “pedih dan manisnya cinta yang hadir secara bersamaan menandakan bahwa
cinta masih gaib dan misterius, kehadirannya mampu menyentuh hati, dengan
jemari halusnya seperti jemari halus seorang musikus yang telah menyentuh
dawa-dawai harpa. Menampilkan daya kekuatan baru yang muncul dari ketiadaan dan
tumbuh pesat menjadi perkasa sehingga merangkum jati dirinya dan memenuhi
jiwanya dengan cinta yang membara.” Tak berselang lama setelah itu
datanglah telfon dari teman dekat khaila, dia menelfon khalil karena keadaan
khaila sudah semakin memburuk, “khalil, cepat kesini RS.*** khaila masuk rumah
sakit khalil, dia berada diruang UGD, cepat kesini!” kata teman dekat khaila
itu dan langsung menutup telfonnya. Sontak saja khalil terkejut dan langsung berdiri
dari tempat duduk kemudian bergegas untuk pergi kerumah sakit dia membatalkan
keberangkatannya, di dalam pikirannya sekarang hanya mementingan khaila wanita
pujaan hatinya itu. Setelah sampai dirumah sakit ketika khalil hendak masuk
keruangan tempat dimana khaila dirawat, namun dokter melarang khalil untuk
masuk dengan alsan khaila tidak boleh dijenguk oleh siapapun, khalil pun hanya
bisa terduduk di meja tunggu dia menanti khaila hingga tak kenal waktu.
Kemudian datang telfon dari orang tua khalil “kamu tidak jadi pulang khalil?”, tanya
ayah khalil “tidak yah, khail tidak bisa pulang” jawab khalil, “loh kenapa? Jadi
bagaimana dengan calon istrimu disini?” tanya ayah khalil dengan nada agak
lantang, “ayah, sebenarnya khalil disini telah menemukan pasangan yang pas
untuk khalil, khaila namanya, dia adalah seorang gadis cantik dan solehah, kami
telah lama bersama disini, dia selalu merawat khalil ketika khalil sakit
sampai-sampai dia tidak tahu akan kesehatannya sendiri dan sekarng dia telah
berada dirumah sakit yah, dia sakit karena terus menerus merwat khalil. Maaf
ayah, bukannya khalil menolak keputusan ayah, namun apalah arti cinta kalau
tidak saling menyayangi satu sama lain, bukankah ayah yang mengajarkan bahwa
cinta itu bukan pengorbanan yang
dilakukan oleh satu orang saja tapi pengorbanan yang dilakukan oleh kedua orang
yang saling mencintai satu sama lain?” jawab khalil kepada ayahnya, ayah khalil
pun tidak bisa berkata sepatah katapun kepada anak semata wayangnya itu dia
termenung mendengar ucapan khalil, ayah khalil berfikir bahwa ia terlalu
memaksakan kehendaknya agar khalil dapat menikah dengan wanita pilihannya itu,
“baiklah kalau itu kemauan mu nak, maafkan ayah kalau selama ini terlalu
memaksakan kehendak ayah selama ini” jawab ayah khalil, “terimakasih yah” jawab
khalil.
Sekarang khalil sudah agak legah karena ayahnya telah setuju dengan
pilihannya. Lantas khalil langsung mengambil air wudhu dan menunaikan shalat
menghadap tuhan yang maha esa, dalam doanya khalil pun meminta seraya berkata
“ya tuhanku yang maha pengasih lagi maha penyayang engkaulah tuhan semesta alam,
terimakasih atas semua yang telah engkau berikan kepada hambamu yang lemah ini,
yatuhanku yang maha pemberi rahmat hambamu yang lemah ini hanya meminta secuil
harapan agar engkau dapat meringankan beban yang di derita oleh wanita yang
hamba sayangi saat ini (khaila), hamba ingin kembali lagi bersama dia, hamba
rindu akan senyum dan canda tawanya, berilah dia ketegaran dalam menghadapi
sakit yang dia derita” pinta khalil sambil meneteskan air mata. Tak berselang
lama setelah itu datanglah dokter untuk memberitahukan bahwa sekarang khaila
sudah lebih baik dari sebelumnya dan bisa untuk dijenguk. Perasaan gembira yang
tak terkira menyelimuti hati khalil karena wanita yang dia cintai kini telah
siuman. sesampainya diruangan tempat dimana khaila dirawat khalil melihat
wanita lugu itu terbaring lemah, khalil pun meneteskan air mata karna tak
sanggup melihat khaila seperti itu, khaila yang dari tadi sudah siuman melihat
khalil menangis disampingnya “sudahlah sayang, janganlah kau bersedih aku sudah
sehat” kata khaila yang mencoba menenangkan khalil, khalil pun duduk disamping
khaila sambil memegang tangan wanita itu, “khaila, tak sanggup rasanya aku
melihatmu seperti ini, cepat sembuh sayang. Khaila sayangku kau pasti kuat
menghadapi semua ini” khalil berkata dengan penuh kesungguhan. Pada malam
harinya ketika khaila hendak tidur dia meminta untuk khalil melantunkan sajak
cinta kepadanya yang mengiringi khaila untuk tidur “khalil, bisakah kau
menemaniku dalam mimpiku dengan melantunkan sebuah sajak untukku?” tanya
khaila, mendengar kata-kata itu pun khalil tersenyum dan menjawa “tentu
sayang”. Khalil pun memulainya “wahai
engkau, khaila, apakah engkau tak melihat cinta hadir diliput misteri? Ketika
Allah ciptakan sepasang kaki untuk kita, sepasang tangan untuk menggenggam...
sepasang telinga untuk bisa mendengar suara kasih kita, dan sepasang mata nan
indah untuk saling menatap... tersenyumlah duhai bidadariku... Wahai engkau,
khaila, sebab senyum yang engkau tebarkan kepadaku, bak butiran salju yang
dingin, membekukan hatiku, yang suatu waktu dapat mencair saat engkau
menghangatkan diriku yang kesepian akan cinta... Wahai engkau, khaila, kadang
aku bertanya kepada diriku sendiri dalam garis kebisuan, kenapa Allah hanya
menganugerahkan sekeping hati kepada kita berdua? Seakan tak ada lagi
perjalanan panjang, yang kutempuh tuk bercerita di usia lanjutku, selain hanya
negkau yang kuceritakan pada dunia” mendengar kata-kata khalil seperti itu
tetesan air mata menyucur dari mata khaila, “jangan pernah tinggalkan aku
khalil” pinta khaila, “tidak...aku takkan meninggalkanmu khaila” jawab khalil
sambil mencium kening khaila. Tangan mereka berdua tidak terpisahkan terus
menggenggam dengan kuatnya. keadaan khailapun sekarang sudah semakin membaik
dia sudah bisa keluar dari rumah sakit dan sudah bisa menghirup udara bebas,
sudah bisa mendengar hiruk pikuknya dunia luar setelah ahmpir 2 minggu berada
dirumah sakit. Khaila pun sekarang sudah bahagia karena khalil tidak jadi menikah
dengan wanita pilihan orangtuanya. Dan khalil pun telah mengenalkan khaila
kepada kedua orangtua nya, alangkah bahagianya khaila ketika kedua orangtua
khalil menyambut khaila dengan baik.
Hari-hari yang indahpun menghiasi hidup mereka. Canda tawa seakan tak
terpisahkan dari mereka berdua. Sampai pada suatu hari khalil pun merasakan
sakit pada bagian perutnya,khalil ditemani oleh sahabatnya pergi kerumah sakit
untuk memeriksa sakitnya dan alngkah terkejutnya khalil mendengar ucapan dokter
yang memfonis dirinya mengidap penyakit magh dan usus buntu yang sudah parah,
dokter menyarankan khalil untuk segera melakukan operasi “khalil anda mengidap
penyakit magh disertai dengan usus buntu yang sudah parah, dan langkah
satu-satunya yang bisa dilakukan sekarang hanya bisa melalui jalan operasi, ya
walaupun kemungkinan selamat hanya 30%” terang dokter itu yang berpamitan pergi
untuk memeriksa pasien yang lain. Khalil pun terkejut dengan keterangan dokter
dan dia langsung menelfon orangtuanya, dia menceritakan penyakit yang
dideritanya sekarang dan meminta orangtuanya untuk menemaninya saat operasi,
namun khalil tidak menceritakan hal ini kepada khaila dia takut kalau khaila
khawatir akan dirinya. Setelah kejadian itu sekarang khalil telah dirawat
dirumah sakit yang didampingi oleh orangtuanya.
Sudah 1 minggu tidak ada kabar
dari khalil, dia menghilang begitu saja setelah mengirim surat kepada khaila
“wahai wanita pujaan hatiku, aku berterimakasih kepadamu telah meluangkan
waktumu di sisa hidupku yang singkat ini. Tak dapat ku tulis dengan kata-kata,
semua hal indah yang aku raskan bersamamu. Khaila, aku minta maaf kepadamu aku
harus pergi jaga dirimu baik-baik dan semoga kau mendapat lelaki yang lebih
dariku”. khaila tidak mengerti dengan maksud khalil melalui surat itu, khaila
terus mencari informasi mengenai khalil. dan pada saat itu teman dekat khalil
memberi kabar kepada khaila, “halo khaila?”, “ia, ada apa?” jawab khaila,
“khaila bisakah kamu datang kerumah sakit *** khalil sebentar lagi akan dioperasi”
kata sahabat khalil, khaila terkejut
mendengar kabar yang datang kebanya bagaikan disambar petir yang dia rasakan
sekarang.khaila bergegas langsung pergi kerumah sakit yang disebutkan oleh
teman khalil tadi. Sesampainya dirumah sakit alangkah terkejutnya khaila dan
dia tak menyadari bahwa airmatanya telah membasahi pipi ketika melihat lelaki
yang dicintainya terbujur lemah, “apa yang terjadi padamu khalil?” tanya
khaila, isak tangis khaila terus menjadi-jadi hingga tak disangka-sangka tangan
khalil pun sekarang sudah menggenggam tangan khaila dengan sangat erat, air mata
khalil menetes melihat khaila menangis dan berusaha untuk menenangkannya “hai
jelek sudah lama ya kita tidak bertemu, apa kabarmu?”, mendengar ucapan itu
khaila semakin sedih dan memeluk khalil “khalil jangan pergi sayang, kau sudah
berjanji kan akan selalu bersamaku? Khalil ingatkah ketika kau selalu
menyemangatiku disaat aku sakit? jangan pergi khalil jangan pergi...” air mata
tidak terbendung lagi. dan tak lama setelah itu datanglah dokter dengan orang
tua khalil. Sebentar lagi khalil akan dioperasi. khaila hanya bisa terdiam
bersama dengan orangtua khalil, tangisan khaila pun semakin tak terbendung,
untunglah ada ibunda khalil yang menenangkan khaila “sudah nak, tidak apa-apa
kita serahkan saja kepada tuhan” kata ibunda khalil seraya memeluk khaila yang
tengah dilanda badai yang amat besar. 3 jam berlalu namun khaila tetap setia
menunggu hasil dari operasi itu dia berharap operasi itu akan berjalan lancar
dan bisa bersama-sama lagi dengan khalil. Dokter pun keluar dari ruang operasi
dengan tertunduk lesuh dan memanggil ayahanda dari khalil, “pak maafkan kami,
kami telah berusaha semampu kami untuk menolong nyawa dari anak bapak,
tapi....” dokterpun terdiam, “tapi apa dok? Anak saya baik-baik saja kan dok,
operasinya berjalan lancar kan dok?” tanya ayah khalil yang hendak menangis,
“maaf pak tapi nyawa anak bapak tidak bisa tertolong lagi” jawab dokter yang
langsung meninggalkan ayah khalil. Alangkah terkejutnya dia anak semata
wayangnya yang selama ini dia cintai,kasihi, kini telah pergi dari dunia ini.
Begitu juga dengan khaila, khaila bagaikan mendapat pukulan yang sangat keras
dia tidak bisa menahan tangis setelah mendengar pernyataan dari ayah khalil.
Bagaimana tidak seorang yang selalu memberi dia semangat,seseorang yang selalu
memanjakannya,seseorang yang tidak pernah marah pada khaila kini harus pergi
meninggalkan dirinya untuk menghadap sang pencipta. Khaila sangat terpukul
dengan kejadian itu dan memutuskan untuk pulang kekampung halamannya.
1 minggu setelah itu khaila pun masih tidak yakin dengan apa yang tealh terjadi, namun
untunglah orangtuanya dan orang tua khalil mampu meberi pengertian kepada
khaila. Ketika orangtua khalil hendak pulang dia menitipkan selembar kertas
kepada khaila, ya... itu adalah kertas dari khalil, “nak khaila, dahulu semasa
khalil berada dirumah sakit dia berwasiat kepada ibu untuk memberikan surat ini
kepada nak khaila apabila dia tidak sempat untuk bertemu dengan nak khaila
lagi” kata ibu khalil sambil memberikan kertas itu kepada khaila dan permisi
untuk pergi.
Ya, surat itu adalah kertas yang didapat oleh khalil ketika di bandara
dulu yang isinya sama persis dengan apa yang ada, isi surat khalil kepada
khaila “pedih dan manisnya cinta yang
hadir secara bersamaan menandakan bahwa cinta masih gaib dan misterius,
kehadirannya mampu menyentuh hati dengan
jemari halusnya seperti jemari halus seorang musikus yang telah
menyentuh dawa-dawai harpa. Menampilkan daya kekuatan baru yang muncul dari
ketiadaan dan tumbuh pesat menjadi perkasa sehingga merangkum jati dirinya dan
memenuhi jiwanya dengan cinta yang membara”. Kertas itulah yang menjadi
kenang-kengan terakhir dari khalil kepada khaila. Namun khaila yakin bahwa
tuhan akan memberikan sesuatu yang indah dibalik semua ini.
Dan ketika dia rindu kepada khalil, khaila selalu memejamkan mata dan
merasakan bahwa khalil berada disampingnya, melihat khalil dengan penuh canda
tawa bersamanya. Dan sekarang khaila telah menamatkan kuliah nya di yogyakarta
namun disela-sela waktunya dia selalu saja menyempatkan diri untuk datang ke
makam lelaki yang dikasihinya itu sambil bercerita tentang keluh kesah yang
dialaminya setelah khalil pergi meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya.